Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) kembali mengumumkan daftar perusahaan China yang memiliki hubungan dengan militer Tiongkok. Kali ini, ada 89 perusahaan yang bergerak di berbaagai sektor termasuk aviasi.
Reuters yang menerima salinan daftar perusahaan tersebut menyebutkan, jika daftar tersebut dipublikasikan, bisa semakin meningkatkan ketegangan perdagangan dengan Beijing dan merugikan perusahaan AS yang menjual suku cadang juga komponen penerbangan sipil ke China.
Dalam laporannya, Reuters mencatat nama Commercial Aircraft Corp of China Ltd (COMAC), yang memelopori upaya China untuk bersaing dengan Boeing dan Airbus, ada dalam daftar. Termasuk, Aviation Industry Corporation of China (AVIC) dan 10 entitas terkait.
Daftar tersebut termasuk dalam draf aturan yang mengidentifikasi perusahaan China dan Rusia yang AS anggap sebagai “military end users". Ini berarti, pemasok AS harus meminta lisensi untuk menjual sebagian besar barang yang tersedia secara komersial kepada mereka.
Pada April lalu, Departemen Perdagangan AS memperluas definisi “military end users", tidak hanya mencakup angkatan bersenjata dan kepolisian, juga setiap orang atau entitas yang mendukung atawa berkontribusi pada pemeliharaan atau produksi barang-barang militer. Bahkan, bisnis non-militer.
Baca Juga: Presiden Donald Trump larang perusahaan AS investasi di 31 perusahaan China
Masih bisa bertambah
Pembatasan ekspor berlaku untuk item yang berbeda seperti perangkat lunak komputer, mulai pengolah kata, peralatan ilmiah semisal osiloskop digital, hingga suku cadang dan komponen pesawat.
Dalam daftar terbaru yang Reuters lihat, Departemen Perdagangan AS mengatakan, kemampuan untuk mengontrol aliran teknologi Amerika ke perusahaan yang terdaftar adalah penting untuk melindungi kepentingan keamanan nasional negeri uak Sam.
Selain 89 perusahaan China yang terdaftar, rancangan aturan itu juga menunjuk 28 entitas Rusia, termasuk Irkut, yang juga bertujuan untuk masuk ke pasar Boeing dengan pengembangan pesawat jet MC-21.
Dengan sekitar 117 nama perusahaan yang sudah masuk dalam daftar, Departemen Perdagangan AS menyatakan, daftar tersebut masih dalam tahap awal. Artinya, masih ada kemungkinan penambahan perusahaan lain, bahkan dari negara lain.