kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog: Tak perlu mengimpor beras hingga Juni 2019


Rabu, 19 September 2018 / 16:57 WIB
Bulog: Tak perlu mengimpor beras hingga Juni 2019
ILUSTRASI. Direktur Utama Bulog Budi Waseso


Reporter: Lidya Yuniartha, Patricius Dewo | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog menekankan tidak perlu mengimpor beras hingga Juni 2019. Mengingat stok cadangan beras pemerintah (CBP) diperkirakan masih aman hingga tahun depan.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan hingga akhir tahun stok beras Bulog akan mencapai 3 juta ton ini dengan memperhitungkan beras impor yang akan masuk pada Oktober mendatang sebesar 400.000 ton ditambah dengan serapan beras di dalam negeri.

Budi menyampaikan, hingga saat ini stok CBP Bulog berkisar 2,4 juta ton. Menurutnya, nantinya serapan Bulog per harinya diperkirakan bisa mencapai 4.000 - 5.000 ton per hari.

“Maka stok akhir tahun ini itu jumlahnya hampir 3 juta ton. Untuk menghadapi 2019 dari Januari sampai Juni pun sudah kita hitung,” tutur Budi saat mengadakan konferensi pers di Kantor Bulog, Rabu (19/9).

Budi pun menuturkan, serapan beras di pasar belum optimal. Hal ini dibuktikan dari kecilnya serapan operasi pasar CBP Bulog. Di mana dari target penyaluran 15.000 ton per hari, serapannya per hari hanya berkisar 1.000 ton.

Menurutnya, rendahnya serapan pasar ini lantaran beras di masyarakat masih dalam jumlah yang besar, namun permintaannya lebih kecil. Tak hanya itu, dia pun mengatakan harga yang didapatkan pedagang jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan Bulog.

Menurut Budi, saat ini pun tidak ada neraca beras di Indonesia. Karena itu, dia membuat tim yang berasal dari Kementerian Pertanian, Bulog dan tim independen untuk menghitung kebutuhan dan produksi beras ini.

“Tim itu merekomendasikan sampai Juni 2019 itu tidak perlu impor. Bahkan, dimungkinkan beras impor tidak akan keluar sampai tahun depan,” tutur Budi.

Budi menjelaskan, realisasi impor hingga saat ini baru berkisar 1,4 juta ton dari kontrak impor sebesar 1,8 juta ton. Menurutnya, sisa sebesar 400.000 ton akan masuk pada Oktober 2018.

Dia menegaskan, Bulog tidak pernah meminta penambahan impor. Hanya, dia pernah meminta perpanjangan izin impor karena ada masalah di waktu pemasukan supaya tidak terkena demurrage. Budi pun mengklaim beras impor ini belum ada yang keluar gudang.

Terkait impor beras ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjelaskan bahwa kebijakan impor ditetapkan oleh pemerintah, bukan Kementerian Perdagangan. Keputusan ini pun ditetapkan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas).




TERBARU

[X]
×