Sumber: Bloomberg | Editor: Dessy Rosalina
MAKAU. Berbagai persoalan kian menghimpit gemerlap industri kasino Makau. Pusat judi terbesar di kawasan Asia ini menghadapi tuntutan kenaikan upah dari para buruh kasino. Rencananya, persatuan buruh kasino Makau bakal menggelar aksi mogok kerja pada Sabtu (29/8).
Buruh menuntut pemilik kasino mengerek besaran upah. Buruh juga memprotes harga sewa properti Makau yang naik tinggi. "Kami menuntut adanya kenaikan gaji dan pengadaan rumah murah," ujar Ieong Man-teng, Chairman Macau Gaming Industry Frontline Workers, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (29/8).
Sejumlah buruh yang bekerja di kasino kakap Wynn Macau Ltd, SJM Holdings Ltd. Sands China Ltd, dan Melco Crown Entertainment diperkirakan bakal bergabung dengan para demonstran. Aksi unjuk rasa, hari ini, bakal menjadi demonstrasi kedelapan kalinya jika dihitung sejak awal tahun 2014. Terakhir kali, lebih dari 7.000 buruh yang bekerja di 1.000 kasino Makau menggelar aksi protes pada Senin (25/8).
Demonstrasi buruh tahun ini merupakan aksi protes terbesar sepanjang sejarah. “Buruh mengancam akan terus mengumpulkan dukungan. Unjuk rasa semakin menekan bisnis kasino," ujar Jay Chun, Chairman Paradise Entertainment.
Aksi unjuk rasa tersebut membuat investor tak berselera terhadap saham kasino. Pada perdagangan, kemarin, harga saham kasino Makau berguguran. Contoh, saham Wynn Macau turun 1,98% ke posisi $HK 29,7 per saham. Saham SJM, Sands dan Melco pun kompak terperosok sebesar 2%.
Otoritas Makau bakal merilis pendapatan industri kasino secara bulanan, Senin pekan depan (1/9). Anthony Wong, Analis UBS AG memprediksi, bisnis kasino Makau bakal susut 5% di sepanjang Agustus. "Jika tumbuh, maksimal 1%," ujar Wong.
Selain tuntutan buruh, Otoritas Moneter Makau atau Monetary Authority of Macau (AMCM) melarang penggunaan electronic data capture (EDC) UnionPay milik Pemerintah China. Larangan ini berlaku di seluruh kasino dan toko perhiasan di Makau.
Catatan saja, total pendapatan kotor judi Makau turun 3,7% menjadi 27 miliar pataka atau setara US$ 3,4 miliar pada bulan Juni 2014. Ini merupakan penurunan pertama sejak Juni 2009.