Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Tri Adi
Perenco adalah perusahaan raksasa keluarga yang bergerak di bidang minyak dan gas. Perenco inilah yang menjadi warisan terbesar dari almarhum Hubert Perrodo kepada sang istri Carrie Perrodo beserta ketiga anak mereka. Sepeninggal Hubert, Perenco tak berhenti ekspansi. Kini Perenco diperkirakan memiliki pendapatan tahunan yang sekitar $ 6 miliar. Perenco berkantor pusat di London dan Paris. Perusahaan minyak dan gas ini beroperasi di 16 negara.
Perusahaan minyak dan gas Perenco memiliki kantor pusat di London dan Paris. Perenco memiliki kegiatan eksplorasi dan produksi di 13 negara di seantero dunia. Mulai dari kawasan Laut Utara, Kamerun, Gabon, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Guatemala, Ekuador, Kolombia, Peru, Venezuela, Brasil, Belize, Tunisia, Mesir, Turki, Irak dan juga Vietnam. Saat ini, Perenco memiliki lebih dari 6.000 karyawan.
Total produksi minyak dan gas Perenco mencapai setara 450.000 barel minyak per hari. Dari total produksi ini, sekitar 250.000 barel minyak per hari merupakan produksi milik Perenco, sisanya merupakan produksi untuk perusahaan patungan dan perusahaan lain.
Angka ini meningkat tajam dibandingkan dengan tahun 1997 yang baru mencapai sekitar 75.000 barel minyak per hari. Angka produksi ini terus meningkat dan naik dua kali lipat menjadi sekitar 50.000 barel minyak per hari pada tahun 2002.
Perenco gencar ekspansi secara anorganik selepas tahun 2002 di beberapa ladang minyak. Carrie Perrodo aktif meningkatkan produksi dan cadangan, memperbarui lisensi dan terus menambah eksplorasi baru.
Perenco memulai operasi di Gabon pada tahun 1992 setelah Perrodo menjual aset Techfor. Di Gabon, Perenco membeli empat ladang minyak lepas pantai. Produksi keempat ladang ini mencapai 65.000 barel per hari.
Tahun selanjutnya, Perenco menambah ekspansi ke Kamerun. Di sini, perusahaan minyak milik warga Prancis ini berpartner dengan ExxonMobil dan SNH, perusahaan pelat merah Kamerun. Setahun kemudian, Perenco memperluas ekspansi ke Turki. Bisnis Perenco di Turki dimulai pada Januari 1996 ketika perusahaan ini mengambil alih ladang minyak Diyarbakir, Turki tenggara. Di Kongo, Perenco mulai beroperasi pada tahun 2000.
Meski tidak populer di Indonesia, keberadaan Perenco di bisnis minyak dan gas global sangat tampak. Perenco menanam investasi besar-besaran hingga saat ini menjadi produsen minyak satu-satunya dan investor terbesar di Kongo.
Perenco juga merupakan produsen minyak milik asing terbesar di Turki. Operasional Perenco di Turki meliputi 200 sumur minyak dan tujuh pusat produksi. Di Turki juga, Perenco memiliki fasilitas penyimpanan dan mengekspor minyak mentah ke kawasan Mediterania.
Perenco membangun bisnis di Mesir mulai tahun 2004 lewat 50% kepemilikan di Offshore North Sinai (ONS). Kini, Perenco merupakan operator ladang minyak ini sekaligus menggenggam 100% kepemilikan ONS.
Setelah tahun 2002, Perenco makin gencar ekspansi hingga ke Venezuela, Tunisia, Inggris, Peru, Kolombia, Brasil, Ekuador hingga Irak dan Australia. Ekspansi masif ini mendongkrak produksi minyak dan gas Perenco.
Pendapatan Perenco pada tahun 2012 mencapai US$ 5,9 miliar, naik dari US$ 3,5 miliar pada dua tahun sebelumnya. Sebagai perusahaan minyak kelas dunia, Perenco pun menganggarkan belanja modal besar untuk ekspansi. Anggaran belanja modal Perenco sebesar US$ 1,2 miliar pada 2012.
Bahkan, anggaran ini masih kurang untuk kebutuhan akuisisi bisnis minyak Vietnam senilai US$ 1,29 miliar dari ConocoPhillips dan ladang Laut Utara sebesar US$ 400 juta dari British Petroleum, serta ladang minyak Kolombia senilai US$ 380 juta dari Petroleo Brasileiro alias Petrobras.
Sebagai pemilik ladang, Perenco pun menganggarkan dana cukup besar untuk pengembangan. Di Venezuela, Perenco menanam dana tambahan US$ 600 juta untuk mengerek produksi tahun lalu.
(Bersambung)