kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

CEO Pfizer terpilih, Ian Baca bakal hadapi kompetisi obat generik


Senin, 06 Desember 2010 / 15:16 WIB
CEO Pfizer terpilih, Ian Baca bakal hadapi kompetisi obat generik
ILUSTRASI. Ilustrasi kemudahan mengurus pajak


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

NEW YORK. Tugas berat menanti Ian Baca, yang dinobatkan sebagai Chief Executive Officer (CEO) Pfizer Inc. terpilih menggantikan Jeffrey Kindler, yang pensiun dari jabatannya, Minggu (5/12).

Kindler sendiri mundur setelah menyelesaikan mega merger dengan perusahaan pesaing, Wyeth. Adapun, Ian sebelumnya menjabat sebagai kepala farmasi global di Pfizer, dan sudah bergabung di perusahaan ini sejak 1978.

Selanjutnya, Ian bersama Pfizer bakal menghadapi tantangan signifikan dalam penjualan obat generik untuk kolesterol. Pasalnya, tahun depan, produsen obat terbesar di dunia ini akan kehilangan perlindungan paten untuk obat kolesterol Lipitor di Amerika. Padahal, tahun lalu, hasil penjualan obat ini mencapai US$ 11,4 miliar.

Di sisi lain, Pfizer baru mengeluarkan dana senilai US$ 68 miliar untuk mendapatkan Wyeth, tahun lalu.

Namun, Direktur Independen, Constance J. Horner yakin terhadap kemampuan Ian. Horner mengatakan saat ini para pemimpin bisnis farmasi perlu memahami pasar global, mendorong perubahan dan inovasi, serta bergerak cepat untuk beradaptasi dengan tekanan kompetisi.

Nah, Horner menyebut CEO Pfizer yang baru ini sudah mengarahkan pengembangan produk fokus untuk memajukan obat-obatan yang memiliki nilai jelas kepada pelanggan. "Sepanjang karir Ian telah menunjukkan kekuatan yang tepat untuk itu," ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×