kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China sepakat penambahan 500.000 ton CPO Indonesia, defisit dagang bisa menipis


Senin, 07 Mei 2018 / 17:33 WIB
China sepakat penambahan 500.000 ton CPO Indonesia, defisit dagang bisa menipis
ILUSTRASI. Kunjungan PM China


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kerja sama Indonesia dengan China diprediksi mampu meningkatkan kinerja perdagangan. Sebab, kerja sama tersebut disinyalir bisa meningkatkan ekspor Indonesia ke China.

"Saya sampaikan berdasarkan data kita selama dua tahun, 2015-2017 Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan," ungkapnya di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (7/5).

Kemudian, kalau dilihat ekspor Indonesia di komponen sawit cukup tinggi. Apalagi, China sedang mengembangkan Biodiesel 5%, sehingga perlu adanya tambahan pasokan minyak kelapa sawit.

"Oleh karena itu kita meminta kepada Tiongkok untuk menyampaikan angka. Karena dengan angka itu kita akan lebih mudah buat kita menghitung," tambah Retno.

Adapun angka yang diberikan adalah penambahan minimal 500.000 ton CPO. Sehingga, dengan penambahan ini ia berharap defisit bisa semakin menurun. Tak hanya itu, ekspor juga akan dilakukan untuk buah-buahan tropis yang sudah mulai dipermudah oleh China.

"Kita selalu melihat buah tropis masalahnya ada di mana. Masalahnya adalah terkait standar karantinanya dia," lanjut dia.

Jadi dalam hal ini, pihak China akan kerja sama antara badan karantina agar mempermudah ekspor tersebut.

"Kita patut bersyukur bahwa sekali lagi selama dua tahun kita bisa menekan defisit dengan angka yang cukup signifikan, sekarang ini secara konkret yang paling besar komponen ekspor adalah kelapa sawit. Sudah ada komitmen untuk ditingkatkan paling tidak 500.000 ton," kata Retno.

Sekadar tahu saja, hal tersebut merupakan bahan pembahasan Pemerintah saat menerima kunjungan Perdana Menteri China Li Keqiang.

Sebelumnya, Li Keqiang mengatakan, pihaknya akan memberikan arahan ke kementerian dan lembaga terkait agar bisa merealisasikan terkait ekspor dari Indonesia itu.

Hal itu demi mempertimbangkan untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan juga untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani kecil di Indonesia

"Kami akan meningkatkan impor kopi dan buah-buahan tropis dan yang lainnya seperti salak, buah naga, dan manggis," ungkap dia.

Tapi di sisi lain, dirinya menyampaikan Indonesia untuk membuka pembatasan impor buah-buahan dari China terutama jeruk mandarin.

Menurutnya, masuknya jeruk mandarin sempat dibatasi masuknya dibatasi di Indonesia. Jadi, Li Keqiang berharap Indonesia bisa ditingkatkan impor jeruk mandarin. "Kami memastikan bahwa standar dan kualitas jeruk mandarin sesuai dengan standar dan kualitas Indonesia," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×