kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Clayton Mathile: Kaya dari pakan hewan (1)


Selasa, 03 Maret 2015 / 14:25 WIB
Clayton Mathile: Kaya dari pakan hewan (1)
ILUSTRASI. 5 Jenis Bra Terbaik untuk Payudara Kendur.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Tri Adi

Banyak orang kaya yang berhasil menggemukkan pundi-pundinya dari bisnis bank, asuransi, minyak dan gas bumi, ritel hingga investasi. Tapi, tak banyak taipan dunia yang menjadi kaya raya dari kerja kerasnya berjualan makanan hewan peliharaan. Bermula dari karyawan, Clayton Lee Mathile membesarkan perusahaan makanan hewan peliharaan hingga akhirnya memiliki kekayaan US$ 3,4 miliar. Jiwa kewirausahaan Mathile berawal saat dia berusia 6 tahun.

Siapa sangka, bisnis makanan hewan peliharaan bisa menghasilkan kekayaan miliaran dollar Amerika Serikat (AS)? Clayton Lee Mathile membuktikan hal ini.

Bekerja keras sejak muda, Clay Mathile mengantongi setiap sen hasil kerja kerasnya saat berusia 74 tahun. Dia meraup US$ 2,3 miliar saat menjual perusahaan makanan hewan peliharaan ke perusahaan raksasa, Procter & Gamble.

Anak tertua dari pasangan Wilbert Bill Ray Mathile dan Helen Good Mathile ini lahir dan besar sebagai anak petani di kota kecil di Ohio, Amerika Serikat (AS). Orangtuanya memiliki pertanian seluas 40 hektare. Sejak kecil, orangtua Clay menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepadanya.

Mathile mulai membantu usaha orangtua sejak berusia enam tahun. Ia memerah susu sapi dan memberi makan puluhan sapi ternak. Lambat laun, ia mulai meningkatkan perannya dengan mengelola kebun sayur, gandum, hingga kedelai.

Pria yang dinobatkan sebagai orang kaya dunia nomor 513 ini juga aktif dalam pertemuan makan malam keluarga yang mendiskusikan operasional pertanian. Bahkan, ia bekerja dengan pengusaha lokal yang sukses, seperti Harry Moran yang notabene menjadi pemicu awal mula Mathile dalam bisnis.

Saat itu, di usianya yang masih sangat muda, enam tahun, Mathile, pertama kalinya melakukan perjalanan jauh ke Arkansas. Dalam perjalanan, ia mempelajari penemuan baru yang dilakukan pamannya terhadap pemetik kapas. Dari sana, dia mulai memupuk semangat untuk menjelajahi cara-cara baru untuk melakukan sesuatu.

Ketika lulus dari SMA pada usia 16 tahun, Mathile tertarik belajar teknik mesin. Sayangnya, siswa yang meraih peringkat pertama gagal memperoleh beasiswa. Dia pun kemudian bekerja di tempat pengisian bahan bakar.

Tapi, Mathile akhirnya banting setir dan mulai mempelajari bisnis. Di tahun 1962, ia berhasil meraih gelar sarjana bisnis. Di tahun yang sama, Mathile menikahi Mary Ann Maas, penari pom-pom dari sekolah lawannya saat pertandingan basket.

Mathile memulai kariernya sebagai akuntan di pabrik General Motors, Toledo, Ohio, AS. Setahun setelah itu, ia bergabung dengan Campbell Soup Company. Ia bekerja di sana selama tujuh tahun dan menjajal berbagai posisi mulai dari pengendalian persediaan barang hingga pembelian. Ia belajar menekan pemborosan manufaktur.

Pada tahun 1970, Mathile memutuskan mundur dari posisinya yang stabil. Ia mengambil keputusan untuk memimpin perusahaan kecil produsen makanan hewan peliharaan dan ternak, The Iams Food Company di Dayton, Ohio, AS.

Mathile mulai getol mendatangi pameran anjing di setiap akhir pekan. Ia membagi-bagikan sampel makanan hewan dan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran para pemelihara hewan akan pentingnya nutrisi pada makanan hewan.

Lima tahun kemudian, perusahaan tempatnya bekerja mulai kekurangan bahan berkualitas tinggi. Ini yang membuat perusahaan agak melempem. Mathile memutuskan membeli separuh saham dari pendirinya, Paul Iams. Ia melakukan penawaran senilai US$ 100.000 dan meyakinkan pemiliknya, yang dibutuhkannya hanya membangun pabrik sendiri.

Ia benar-benar bekerja keras. Ia terus mendorong pertumbuhan bisnis Iams. Sampai sang istri, Mary Ann Maas Mathile mendorong suaminya untuk membeli separuh lagi saham Iams yang tersisa. Barulah pada tahun 1982, Mathile resmi menjadi pemilik tunggal sekaligus pemimpin perusahaan Iama.                  

(Bersambung)



TERBARU

[X]
×