Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Jaringan gerai kopi populer Stabucks mulai merasakan sulitnya berbisnis di tengah kampanye boikot. Penjualannya yang turun membuat nilai sahamnya ikut merosot.
Melansir Reuters, saham Starbucks merosot 12% pada hari Selasa (30/4). Di hari yang sama, perusahaan ini juga memangkas perkiraan penjualan tahunannya.
Starbucks melaporkan penurunan penjualan di toko yang sama untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.
Baca Juga: 6.000 Kafe Starbuck Sertifikasi Ramah Lingkungan, Termasuk di Indonesia?
"Kuartal kedua sangat menantang. Hambatan yang terus berlanjut sepanjang kuartal ini membuat kami mengubah tindakan dan rencana respons untuk membuka dan menarik permintaan," kata CFO Starbucks, Rachel Ruggeri.
Starbucks mengharapkan pertumbuhan penjualan berada pada kisaran penurunan satu digit yang rendah hingga datar selama setahun penuh, turun dari kisaran pertumbuhan sebelumnya sebesar 4% hingga 6%.
Produk ala Barat seperti Starbucks dan McDonald's merasakan dampak kampanye boikot di Timur Tengah dan negara-negara tertentu lainnya atas serangan militer Israel di Jalur Gaza.
Baca Juga: Kinerja Merosot Terseret Sentimen Boikot, Simak Rekomendasi Saham Berikut Ini
Menurut data LSEG, penjualan global gerai kopi tersebut pada kuartal kedua turun 4%. Sebelumnya, banyak analisis yang memprediksi adanya kenaikan sekitar 1,44%.
Di dua pasar utamanya, penjualan Starbucks turun 11% di China dan 3% di Amerika Serikat.
"Kami masih melihat dampak dari pemulihan yang lebih lambat dari perkiraan, dan kami melihat persaingan yang ketat di antara para pemain nilai di pasar," kata CEO Starbucks, Laxman Narasimhan.