kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana panas menyerbu emerging market


Minggu, 24 Juli 2016 / 22:21 WIB
Dana panas menyerbu emerging market


Sumber: money.cnn | Editor: Mesti Sinaga

Serbuan dana tunai tengah membanjiri pasar emerging. Menurut Bank of America (BofA) dan laporan perusahaan riset EPFR, dana panas tersebut masuk ke pasar saham dan obligasi.

Dana sebanyak US$ 4,9 miliar mengalir ke pasar obligasi emerging  hanya dalam sepekan, yakni dari 14 Juli hingga 20 Juli 2016.  Pada kurun waktu sama, sebanyak US$ 4,7 miliar  menyerbu pasar saham di negara-negara berkembang, seperti Brasil, Afrika Selatan dan India. Ini merupakan rekor dana masuk mingguan terbesar dalam setahun terakhir.

Aliran dana tersebut masuk setelah beberapa tahun terakhir terjadi arus dana keluar dari emerging market akibat melemahnya harga komoditas, seperti minyak bumi, besi dan tembaga. Kini, sejumlah investor bertaruh bahwa pasar emerging akan berbalik arah alias menguat.

"Mereka benar-benar berada pada pijakan yang lebih baik sekarang dibandingkan tahun lalu," kata Jamie Anderson, Managing Principle Tierra Dana, yang menciptakan ETF untuk pasar negara berkembang. "Ada data riil yang menunjukkan kita berada dalam sebuah proses bottoming," imbuhnya.

Namun, aliran dana yang membanjiri pasar emerging sepekan kemarin belum bisa menutup dana yang ditarik keluar oleh investor dalam setahun ini. Sejak awal tahun, jumlah dana yang ditarik keluar lebih banyak dibandingkan dengan dana yang masuk ke pasar emerging. Namun, hal serupa juga terjadi pada pasar saham dan obligasi di seluruh dunia.  

Sebagian besar penarikan dana keluar dari pasar emerging terjadi pada Januari dan Februari 2016 ketika harga minyak bumi ambruk. Namun, setelah itu harga minyak dan komoditas lainnya telah menguat.  

Setelah itu, investor menjadi lebih bearish terhadap  pasar saham di Amerika Serikat dan Eropa, di mana kedua wilayah ini telah mengalami arus dana keluar US$ 67 miliar sejak awal tahun ini.

Kini, investor melirik pasar emerging. Berikut beberapa faktor yang membuat para investor berharap pada pasar negara berkembang:

Rendahnya suku bunga: Bank sentral AS, Federal Reserve mengindikasikan akan  menahan suku bunga tetap rendah lebih lama daripada perkiraan semula. Ini kabar baik pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dalam dollar AS. Sebab jika The Fed menaikkan suku bunga, maka nilai tukar dollar AS akan naik sehingga nilai utang dalam dollar AS menjadi lebih mahal.

Rally harga komoditas: Menguatnya kembali harga komoditas telah menyokong  penguatan bursa saham. MSCI Emerging Market Index telah naik 9,4%  tahun ini. Penguatan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan bursa AS, Jerman, Prancis dan bursa lain di seantero Eropa.   

Keterjangkauan:  Harga saham di bursa emerging murah. Saat ini, menurut BofA, saham di pasar negara  berkembang ini diperdagangkan di kisaran 12 kali future earning-nya. Bandingkan dengan  saham di AS yang diperdagangkan di kisaran 17 kali future earning. Bahkan, saham-saham di Eropa yang sudah babak belur akibat Brexit, masih diperdagangkan 15 kali future earning-nya.

Singkatnya,  kini investor bisa memperoleh lebih banyak peluang meraup keuntungan di pasar emerging.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×