kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Decline rate tinggi, lifting migas di kuartal I belum optimal


Rabu, 03 April 2019 / 21:17 WIB
Decline rate tinggi, lifting migas di kuartal I belum optimal


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lifting minyak dan gas (migas) di kuartal I 2019 belum mencapai target. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pencapaian lifting migas selama Kuartal I 2019 sebesar 1,814 juta boepd atau baru mencapai 94,6% dari target APBN 2019 sebesar 2.025 mboepd.

Capaian tersebut terdiri dari lifting minyak dan kondensat sebesar 745.000 bopd atau 96,1 % dari target APBN 2019 sebesar 775.000 bopd. Sementara lifting gas sebesar 1.069 mboepd atau sebesar 93,8 % dari target APBN 2019 yang ditargetkan sebesar 1.250 mboepd.

Kepala divisi komunikasi SKK Migas Wisnu Prabowo Taher mengatakan belum tercapainya lifting migas di kuartal I karena ada beberapa kendala yang dihadapi dalam operasi lifting migas kuartal I 2019 antara lain terjadinya decline rate yang lebih tinggi dari perkiraan awal pada akhir tahun 2018. SKK Migas juga masih harus menunggu maksimalnya hasil pemboran sumur pengembangan.

Selain itu juga terjadi kemunduran jadwal pengeboran pengembangan karena cuaca dilepas pantai di awal 2019 dan adanya isu integritas fasilitas seperti kendala di perangkat fasilitas produksi hingga kebutuhan perawatan. Maka tidak heran jika produksi migas juga belum optimal.

Hingga 31 Maret 2019, produksi harian minyak bumi sebesar 762.610 bopd. Rata-rata produksi minyak bulanan sebesar 759.470 bopd dan rata-rata produksi tahunan sebesar 764.588 bopd. Produksi minyak hingga kuartal I 2019 belum mencapai target APBN sebesar 775.000 bopd.

Sementara itu untuk produksi harian gas per 31 Maret 2019 juga belum mencapai target APBN 2019. Produksi gas kuartal I 2019 sebesar 6.529 MMSCFD dengn rata-rata produksi bulanan sebesar 7.284 MMSCFD dan rata-rata produksi tahunan sebesar 7.325 MMSCFD.

"Namun demikian, hal-hal tersebut segera diatasi dan diperkirakan akan dapat lebih optimal di Kuartal II hingga akhir tahun 2019," jelas Wisnu pada Selasa (2/4).

Untuk mencapai lifting yang lebih maksimal di kuartal II 2019, SKK Migas akan menggenjot lifting dari sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). "Beberapa KKKS yang sedang diusahakan untuk mencapai lifting yang lebih optimal antara lain Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu ONWJ dan OSES, Medco E&P Natuna, Kangean Energy Indonesia, Premier Oil Indonesia dan Eni Muara Bakau," ungkap Wisnu.

SKK Migas mencatat tiga KKKS yang berkontribusi maksimal untuk lifting minyak yaitu ExxonMobil Cepu sebesar 220.000 bopd, Chevron Pacific Indonesia 197.000 bopd, dan Pertamina EP 78.000 bopd. Untuk tiga besar penyumbang lifting gas pada kuartal I 2019 adalah BP Berau (Tangguh) sebesar 181 mboepd, ConocoPhillips Grissik 146 mboepd, dan Pertamina EP 139.000 boepd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×