kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Desakan Lagarde dan dilema Angela Merkel


Jumat, 17 Juli 2015 / 19:37 WIB
Desakan Lagarde dan dilema Angela Merkel


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

BERLIN. Ketika Yunani akhirnya siap menerima kesepakatan dana bantuan (bailout) baru, Jerman makin sulit menawarkan lebih banyak bantuan dari yang sudah diberi. Pasalnya, tidak banyak kemajuan yang ditunjukkan Yunani sejak terlilit krisis utang enam tahun silam. 

Kanselir Jerman Angela Merkel harus meyakinkan parlemennya untuk menerima paket bantuan pada Yunani baru bertenor tiga tahun, sebesar 86 miliar euro atau US$ 94 miliar. Namun, hal ini tidak mudah lantaran suara yang menolak paket ini semakin kencang. 

Dalam rapat tiga jam yang dilakukan parlemen Jerman hari ini, Jumat (17/7) sebanyak 48 suara dari 310 menolak rencana pemerintah. Mereka lebih banyak ketimbang 29 orang yang menolak pada Februari lalu. 

"Kepentingan sistemik Yunani bagi seluruh zona euro belum terbukti. Hanya ada satu suara untuk pengambilan suara besok, tidak," kata Christian von Stetten, anggota Partai Christian Democratic Union yang sebelumnya mendukung langkah Merkel. 

Kemarin, parlemen Finlandia telah memberi suara, dan hasilnya adalah menolak bailout lebih besar pada Yunani. 

Masih tak cukup

Di sisi lain, pimpinan Dana Monter (IMF) Christine Lagarde tidak memberi banyak dukungan pada Jerman. Ini memberi indikasi, IMF tak lagi memaksakan Yunani harus tetap berada di zona euro. 

Menurut Lagarde hari ini, negosiasi utang baru sebesar 86 miliar euro tersebut tidaklah cukup untuk mempertahankan kesatuan zona euro. Kecuali, dengan langkah kredit Eropa menurunkan beban utang Yunani agar negara para dewa itu bisa mendorong prospek ekonominya. 

Lagarde, dalam wawancaranya dengan stasiun radio Europe1 Prancis menilai, kesepakatan Yunani harus disertai dengan upaya restrukturisasi utang dari negara kreditur garis keras seperti Jerman, Finlandia, dan Belanda yang sekarang masih menolak cara itu. 

"Reformasi ekonomi dan bujet yang sehat, bersamaan dengan restrukturisasi keuangan dari kreditur adalah yang dibutuhkan IMF untuk lebih jauh ikut serta dalam bailout Yunani," kata Lagarde. 

IMF pekan ini memperkirakan, rasio utang Yunani akan menyentuh 200% dari Produk Domestik Bruto dalam dua tahun mendatang. Yunani mengalami gagal bayar 1,5 miliar euro pada IMF pada 30 Juni lalu. Lagarde mengaku, tidak jelas mengetahui kebutuhan pemangkasan utang yang diperlukan Yunani.

Kemarin, Bank sentral Eropa (ECB) setuju menaikkan jumlah dana darurat untuk yunani sebesar 900 juta dollar. Namun, pihak bank sentral Yunani masih belum yakin bisa membuka kembali perbankan mereka hari Senin mendatang. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×