kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di Eropa, berita online berbayar semakin berkibar


Kamis, 20 Juni 2013 / 13:52 WIB
Di Eropa, berita online berbayar semakin berkibar
ILUSTRASI. Tokopedia mengadakan promo Hemat Awal Tahun berupa cashback senilai hingga Rp500.000 dalam bentuk GoPay Coins.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

LONDON. Luar biasa. Sebuah penelitian Institut Reuters untuk Studi Jurnalistik melaporkan, masyarakat di beberapa negara semakin bersedia mengeluarkan uangnya untuk berlangganan berita online.

Penelitian itu mengungkapkan bahwa pengguna situs berita online berlangganan di Inggris meningkat 9% dalam sepuluh bulan terakhir.Keuntungan juga terlihat di Amerika Serikat, Perancis dan Jerman, meskipun Denmark terlihat melawan tren.

Penelitian tersebut juga menunjukkan, pelanggan konten berita berbayar itu rata-rata berusia 25 tahun sampai 34 tahun. Sebagian besar pelanggan adalah kaum pria.

Penelitian tersebut khusus dilakukan kepada sejumlah media, termasuk The Sun, Daily Telegraph, Bild dan Washington Post, yang semuanya membangun situs berlangganan di tahun ini.

Penilaian analis

Para peneliti mengatakan, di Amerika, kepemilikan tablet atau smartphone melonjak untuk mendukung konsumen berlangganan situs berita online. Ini, terutama perangkat gadget yang dibuat oleh Apple.

Namun demikian, para peneliti menyatakan bahwa tren tersebut tidak terlihat di Inggris. Hal ini, kemungkinan karena banyaknya aplikasi berita di negara tersebut yang ditawarkan secara gratis. Selain itu, beberapa jenis publikasi massa di Inggris juga lebih mudah dibandingkan di negara lainnya.

"Data menunjukkan, rata-rata, 10% orang telah membayar untuk berita dalam beberapa bentuk digital, sekitar sepertiga lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," kata Robert Picard, Direktur Penelitian di Institut Reuters untuk Studi Jurnalistik. Picard adalah salah satu akademisi yang melakukan penelitian tersebut.   

Menurut Picard, publik telah menemukan situs berita online berlangganan yang lebih mudah pembayarannya dibandingkan media cetak. Hal ini, terutama pada tablet, karena pembayaran secara digital telah menjadi kebiasaan. 

“Situs berita berlangganan menawarkan mereka analisa berita dan komentar dengan menyuguhkan nara sumber berita yang tidak umum,” imbuh Picard.

Pengaruh Yahoo

Lebih dari 11.000 orang di sembilan negara ikut ambil bagian dalam polling online di mana studi ini dilakukan. BBC, Google dan regulator media online ikut terlibat mensponsori penelitian tersebut.

Sebagian besar responden, mengatakan, bahwa internet telah menjadi sumber berita paling penting bagi mereka yang berada di Spanyol, Italia, Jepang dan perkotaan Brasil.

Tapi, media televisi masih berada di atas angin di Jerman, Perancis, Denmark, Inggris dan AS. Namun, gambaran itu berubah di kalangan muda. Di semua negara, kecuali Perancis di bawah usia 35 tahun, mengatakan, bahwa mereka lebih menyukai sumber berita online. Sementara konsumen di atas 45 tahun lebih menyukai berita televisi.

Di Amerika dan Jepang, Yahoo diidentifikasi sebagai yang paling populer sebagai sumber berita online, meninggalkan media berita offline paling populer di negara tersebut seperti Fox News dan NHK.

Pengaruh jejaring sosial

"Salah satu faktor kunci untuk memperkenalkan merek situs berita adalah media sosial," tambah editor laporan penelitian itu, Nic Newman.

Laporan itu semakin menegaskan pentingnya jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan media sosial lainnya. Pengaruh jejaring sosial sangat menonjol bagi kaum muda. Menurut penelitian, kalangan berusia di bawah 35 tahun adalah konsumen yang paling sering membaca berita melalui situs online.

Namun, hanya karena banyak orang yang menggunakan media sosial, bukan berarti mereka cenderung percaya apa yang mereka baca.

Di Inggris, berita dari media cetak dan televisi dinilai “sangat” baik atau "cukup" dapat dipercaya oleh sebagian besar responden. Sebaliknya, hanya sebagian kecil mengatakan hal yang sama untuk Twitter dan Facebook.

Sumber: BBC News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×