CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Dibalik Kemeriahan Perayaan Tahun Baru Kerbau di China


Selasa, 27 Januari 2009 / 10:59 WIB
Dibalik Kemeriahan Perayaan Tahun Baru Kerbau di China


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEIJING. Gong Xi Fat Cai. Ungkapan ini kerap kita dengar dalam seminggu terakhir belakangan. Tak mengherankan, sebab, Senin kemarin warga China dan keturunannya yang tersebar di seluruh penjuru dunia merayakan tahun baru.

Di China sendiri, perayaan tahun baru dilaksanakan dengan meriah dengan harapan bahwa tahun kerbau kali ini akan lebih bullish dibandingkan tahun 2008 yang penuh dengan bencana. Pesta kembang api dinyalakan dengan meriah di malam pergantian tahun. Tidak hanya itu, sejumlah atraksi khas Negeri Tirai Bambu pun turut memeriahkan acara di seluruh penjuru kota di China.

“Selamat tinggal salju 08, gempa 08, rasa sakit 08, kepahitan 08; Semoga 09 lebih baik bagi Anda,” demikian bunyi ungkapan yang dikirimkan via SMS pada perayaan tahun baru kerbau kemarin.

Asal tahu saja, tahun tikus memang dianggap bukan merupakan tahun yang baik bagi warga China, selain tingginya harapan akan kesuksesan Olimpiade Beijing yang dihelat pada Agustus lalu. Betapa tidak, sejumlah bencana datang silih berganti. Mulai adanya badai salju, skandal susu terkontaminasi melamin yang membuat ribuan bayi sakit hingga perlambatan ekonomi yang membuat tingginya angka pengangguran.

Yang paling terekam dalam ingatan adalah musibah gempa bumi di Sichuan yang menewaskan lebih dari 80.000 orang.

Dalam rangka bagian dari perayaan menjelang tahun baru China, Perdana Menteri Wen Jiabao pada minggu ini sudah mengunjungi beberapa desa, para pekerja pabrik dan anak-anak musibah korban gempa untuk memberikan mereka spirit dan kekuatan dalam menatap masa depan.

Saat ini, kondisi perekonomian di Negeri Panda itu memang kian memburuk. Industri perumahan dan tingkat ekspor dari luar negeri semakin melempem. Hal itu mengakibatkan banyak pabrik yang tutup dan pihak perusahaan memutuskan untuk memangkas bonus kepada karyawannya.

Selain itu, banyak pekerja migran, yang tingkat remitennya membantu perekonomian di pedesaan, memutuskan untuk pulang kampung dan merayakan tahun baru. Sayangnya, kini mereka harus menghadapi masalah baru jika kembali ke kota karena sulitnya menemukan pekerjaan baru.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×