Dirut MARK Ridwan Goh: Jangan serakah dalam berinvestasi

Sabtu, 16 Maret 2019 | 16:51 WIB   Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi
Dirut MARK Ridwan Goh: Jangan serakah dalam berinvestasi


TOKOH - JAKARTA. Memiliki investasi pribadi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penghasilan sekaligus menambah kekayaan. Hal ini rupanya dipahami betul oleh seorang Ridwan Goh.

Direktur Utama PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) ini mulai berkenalan dengan dunia investasi lewat teman-teman dan juga dari lingkungan kerjanya. Namun, ia benar-benar mulai terjun ke dunia investasi sejak tahun 2013 silam. 

Ridwan menuturkan bahwa kala itu dia langsung tertarik untuk berinvestasi ke saham setelah diperkenalkan mekanismenya oleh sebuah sekuritas di Indonesia.

“Sebenarnya yang mendorong untuk investasi di saham, karena saya melihat saham merupakan instrumen investasi yang memberikan return dan prospek yang cukup bagus, walaupun tentunya setiap investasi tetap memiliki resiko. Berinvestasi di saham berarti sama dengan memiliki perusahaan. Hak-hak pemegang saham sudah cukup dilindungi oleh peraturan pasar modal dan diawasi oleh OJK, dan setiap perusahaan yang sudah listing di IDX juga diawasi oleh OJK dan terikat peraturan yang ada di IDX. Jadi, resiko lebih bisa di manage dan diantisipasi,” ceritanya.

Untuk berinvestasi ke saham, Ridwan menggunakan uang pribadinya. Lalu setelah beberapa saat berinvestasi di saham, ia pun tertarik untuk berinvestasi ke reksadana. Adapun jenis reksadana yang dia pilih adalah reksadana campuran antara saham dan obligasi. 

“Saya mulai masuk ke Reksadana sekitar tahun 2014. Saya pilih Reksadana campuran karena merupakan jenis reksadana yang cukup rendah resikonya, walaupun returnnya juga tidak sebesar reksa dana saham,” lanjut dia.

Ia pun menambahkan bahwa untuk investasi di reksadana campuran lebih untuk investasi jangka panjang. “Sementara untuk investasi saham lebih untuk investasi jangka pendek, dan sekali-sekali untuk trading,” paparnya. 

Selain berinvestasi di saham sektor properti dan semen, ia juga berinvestasi pada sejumlah saham di sektor perbankan dan sektor telekomunikasi. Sampai saat ini portofolio investasi milik Ridwan terbagi atas dua bagian yaitu 70% di saham dan 30% di reksadana.

Dari dua instrumen investasi ini, Ridwan lebih tertarik berinvestasi ke saham. Alasannya karena investasi di saham memungkinkan dia lebih bebas memilih saham yang diinginkan. Sementara kalau di reksadana harus melalui manajer investasi.

Soal resiko rugi, menurutnya itu sudah menjadi hal yang lumrah dalam berinvestasi ke saham. “Tapi sebenarnya tak perlu panik kalau merugi, soalnya kita bisa lakukan averaging saat harga sahamnya turun,” paparnya.

Setelah sekian lama berinvestasi, Ridwan mengungkapkan bahwa ia memperoleh pembelajaran bahwa untuk berinvestasi ke dunia saham perlu banyak mencari informasi keuangan dan prospek perkembangan indeks saham. Selain itu, ia juga mulai paham bahwa berinvestasi di saham perlu kesabaran. 

“Yang harus dihindari adalah keinginan untuk cepat untung dan dana yang diinvestasikan benar-benar dana yang idle dan yang bisa diinvestasikan,” imbuh dia.

Maka Ridwan mengkategorikan dirinya sebagai tipe investor yang moderat karena tak mau terburu-buru tapi perlu ada pertimbangan yang matang. Selain itu, ia juga beralasan bahwa ia juga tidak menyukai tipe yang aggressive karena cenderung spekulatif dan tidak juga yang konservatif karena monoton. 

“Saya termasuk tipe moderat artinya kalau ada rumor ataupun ada info saham baru naik, saya tidak terburu buru atau terpengaruh untuk cepat-cepat membeli. Selain itu, jangan hanya berinvestasi di satu saham saja dan jangan greedy,” terang dia.

Ia juga mengisahkan bahwa selama berinvestasi ia pernah mengalami untung maupun rugi. Pengalaman untung yang berkesan bagi Ridwan adalah pada saat investasi di sebuah saham properti milik BUMN di tahun 2016 lalu. 

“Waktu itu saya baru simpan dalam waktu 9 bulan tapi sudah memberi hasil sekitar 40%,” tuturnya.

Sementara pengalaman rugi yang pernah dialaminya dalam main saham adalah saat membeli saham sebuah perusahaan di sektor semen yang baru IPO di tahun 2013. “Saat itu kondisi market kurang bagus sehingga sahamnya turun sekitar 20%,” ungkap Ridwan.

Tapi ia tak langsung berkecil hati. Salah satu strategi yang dilakukan Ridwan untuk mengurangi tingkat kerugian pada waktu itu adalah dengan melakukan averaging. “Artinya saya menambah portofolio saham tersebut di harga rendah dan tetap hold sampai ada indikasi tren yang mulai naik lagi,” lanjutnya.

Lalu sebagai seorang investor yang telah memiliki pengalaman, Ridwan pun memberikan saran kepada para calon investor pemula untuk terlebih dahulu mempelajari perusahaan dari saham yang akan dibeli dan pelajari tren historis dari masing-masing saham sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu saham. 

“Untuk pemula disarankan untuk investasi di saham blue chip dan juga saham properti karena mudah dipelajari industrinya,” tambah dia.

Sementara soal pembelajaran tentang investasi dalam keluarga, Ridwan mengakui bahwa ia belum mengajarkannya kepada keluarganya. “Saya hanya sharingkan soal profit investasi saya dengan mereka,” katanya.

Di luar rutinitasnya sebagai Dirut MARK, Ridwan biasa menghabiskan waktu senggangnya untuk menonton dan membaca buku. “Kebetulan saya suka subject history, kadang saya bisa habiskan waktu berjam-jam untuk membaca sejarah negara tertentu, salah satunya adalah sejarah Indonesia. Dan di weekend saya biasa juga senang untuk berolahraga renang dan kumpul dengan teman teman,” ujarnya.

Ridwan juga mengakui bahwa ia tak punya banyak waktu senggang lantaran memiliki schedule yang cukup padat di kantor. 

“Namun sebagai manusia biasa yang bisa lelah, saya akan memanage sedikit waktu saya untuk recharge energy saya agar bisa lebih berkonsentrasi lagi ke pekerjaan saya. “Bisa lewat quality time dengan keluarga maupun teman-teman. Mungkin kita dinner bareng, nonton bareng, termasuk travelling bareng. Sedangkan kalau me time, biasanya saya baca buku, dengar lagu atau nonton film,” tambah pria kelahiran 26 Juni 1983 ini.

Selain itu, Ridwan juga mengungkapkan bahwa ia sebenarnya tak memiliki koleksi yang spesifik. Tapi rupanya ia adalah sosok yang gemar untuk travelling. Tercatat tiga benua besar telah ia kitari yaitu Asia, Australia dan Eropa. 

Untuk Asia, Ridwan sudah pernah ke Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Vietnam, Korea, Jepang, Hongkong dan China. Lalu untuk Australia, ia sudah pernah ke Sydney, Melbourne dan Perth. “Kalau untuk Eropa, saya sudah pernah ke Inggris, Paris, Jerman, Amsterdam dan Switzerland,” tandasnya. Selain itu, Ridwan juga gemar berolahraga. Olahraga yang ia sukai adalah renang dan nge-gym.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru