Sumber: AP, USAtoday |
NEW YORK. Saham-saham di Wall Street harus mencebur ke zona merah seiring dengan pemilik modal yang semakin sangsi bahwa pemerintah mampu bangkit dari keterpurukan resesi kali ini dengan cepat.
Para pemilik modal di AS dan di belahan bumi lainnya menyadari bahwa stimulus Presiden Barack Obama senilai US$ 787 miliar bisa melakukan banyak hal, dan resesi bakalan hengkang dari bumi ini.
Hanya saja, kekhawatiran terbesar di Wall Street justru datang dari General Motors dan Chrysler yang kemungkinan tak mampu memenuhi deadline pada hari Selasa kemarin untuk membayar utang miliaran dolar AS dan mencetak laba perusahaan.
Dow Jones industrial average anjlok 297,81 poin, atau 3,8% menjadi 7.552,60.
Indeks acuan lain juga jeblok. Standard & Poors 500 index terjungkal 37,67, atau 4,56%, menjadi 789,17. Nasdaq composite index tersungkur 63,70, atau 4,15%, menjadi 1.470,66.
Hanya 219 saham di New York Stock Exchange yang mumbul, sementara 2.900 lainnya terjerembap. Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 1,6 miliar saham.
Sam Stovall, Chief Investment Strategist untuk Standard & Poors mengatakan bahwa Wall Street kini cemas kalau-kalau GM bakalan bilang tak bisa bertahan tanpa lebih banyak dana talangan lagi. Hal ini akan membuat investor bertanya, "Bagaimana jika kinerja GM merosot?"
Selain itu, pasar juga gamang dengan pemberitaan ekonomi yang mencuat kemarin Selasa. Salah satunya, berita tentang The Fed New York yang membeberkan regional manufacturing index yang menyusut lebih besar dari yang diperhitungkan semula.













