Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Bank Dunia atawa World Bank memangkas prediksi pertumbuhan global dengan alasan outlook pertumbuhan ekonomi AS, Rusia, dan China semakin melemah. Berdasarkan rilis resmi Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global diramal akan tumbuh 2,8% pada tahun ini. Sebagai perbandingan, pada prediksi yang dibuat Januari lalu, bank yang berbasis di Washington ini memproyeksikan pertumbuhan sebesar 3,2%.
Selain itu, Bank Dunia juga menurunkan prediksi pertumbuhan sejumlah negara. Misalnya saja, ekonomi AS diturunkan dari 2,8% menjadi 2,1%. Sementara, outlook pertumbuhan Brazil, Rusia, India, dan China juga diturunkan.
Nah, untuk sementara waktu, Bank Dunia tidak mengubah prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi global di 2015 yakni sebesar 3,4%.
"Perekonomian global mendapat guncangan pada awal tahun ini yang dipicu oleh cuaca buruk di AS, turbulansi pasar finansial, dan konflik di Ukraina. Selain pelemahan pada awal tahun, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan terus melaju seiring perkembangan yang berlangsung tahun ini," jelas Bank Dunia dalam laporan bertajuk Global Economic Prospects.
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia juga mengingatkan kepada emerging market untuk siaga atas kondisi finansial dunia. Bank dunia merekomendasikan bagi negara-negara emerging untuk menurunkan nilai defisit anggaran, menaikkan tingkat suku bunga dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mendongkrak produktivitas.
Kebijakan the Fed
Di AS, petinggi the Federal Reserve telah mengindikasikan tingkat suku bunga acuan mereka masih akan rendah hingga tahun depan.
Kebijakan the Fed ini sangat mempengaruhi perekonomian emerging. Sebagai contoh, dalam setahun terakhir, aset-aset emerging baru saja pulih dari aksi jual yang dipicu oleh rencana the Fed memangkas nilai stimulus mereka (tapering off) pada Mei 2013 lalu.
Ekonom Bank Dunia Andrewn Burns berpendapat, nengara-negara emerging harus memperkuat perekonomian mereka sebelum the Fed menaikkan suku bunga acuannya.
"Nasihat kami kepada negara emerging adalah kalian memiliki waktu setahun untuk mengurangi kerentanan ekonomi saat ini. Saat suku bunga AS dinaikkan, maka Anda sudah bersiap diri," ujarnya.