CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Duh, PDB China jatuh ke level terendah sejak 2009


Rabu, 15 April 2015 / 12:30 WIB
Duh, PDB China jatuh ke level terendah sejak 2009
ILUSTRASI. Update Korban Perang Hamas vs Israel, 5 Negara Ini Putus Hubungan Diplomatik. REUTERS/Mutasem Murtaja


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEIJING. Perekonomian China mengalami perlambatan pertumbuhan terendah sejak 2009 pada kuartal I tahun ini. Data yang dirilis Biro Statistik Nasional China menunjukkan, Produk Domestik Bruto (PDB) China hanya tumbuh 7% di kuartal satu 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Angka tersebut sesuai dengan ekspektasi sejumlah ekonom yang disurvei CNNMoney. Sekadar mengingatkan, pada kuartal IV tahun lalu, PDB China tumbuh 7,3%.

Menurut Andrew Colquhoun dari Fitch Ratings, ekspansi ekonomi China yang moderat tidak selalu menjadi berita buruk. "Itu juga dapat diartikan bahwa ekonomi tengah melakukan penyesuaian ke arah yang lebih stabil. Kami menganggap ekonomi melambat karena tengah terjadi penyeimbangan kembali," paparnya.

Memang, kekuatan ekonomi China sulit diukur pada permulaan tahun akibat liburan perayaan Tahun Baru China. Hanya saja, data terakhir mengenai aktivitas manufaktur dan tingkat ekspor cukup mengecewakan. Tak heran jika analis memprediksi perekonomian China akan semakin melambat ke depannya.

Penurunan ini juga turut memberikan tekanan tambahan kepada pemerintah pusat. Padahal, pemerintah saat ini tengah berupaya keras untuk memuluskan transisi negaranya menjadi negara ekonomi berbasis konsumsi.

Penentu kebijakan juga berupaya untuk menghindari perlambatan tiba-tiba dalam pertumbuhan ekonomi, yang akan menyebabkan tingginya angka pengangguran dan menurunnya tingkat konsumsi.

Sejumlah analis mengatakan, penurunan pada sektor real estate China menjadi risiko terbesar bagi perekonomian negara tersebut. Tantangan lainnya adalah utang korporasi.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×