kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Maybank: BI lebih baik tetap ahead the curve dengan menaikkan bunga acuan


Selasa, 13 November 2018 / 19:57 WIB
Ekonom Maybank: BI lebih baik tetap ahead the curve dengan menaikkan bunga acuan
ILUSTRASI. Uang Rupiah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar kembali menanti keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dalam pekan ini. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung besok, Rabu (14/11) hingga Kamis (15/11), BI akan kembali menentukan arah suku bunga acuan.

Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto berpendapat, BI sebaiknya mengerek suku bunga acuan pada November ini sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%. "Ini sebagai langkah menjaga stabilitas perekonomian, terutama dari sisi nilai tukar domestik. dan langkah antisipatif terhadap dampak kebijakan The Fed yang diharapkan akan menaikkan suku bunga moneter mereka pada Desember," ujar Myrdal, Selasa (13/11).

Menurut Myrdal, kenaikan suku bunga acuan di bulan ini sebagai bentuk kebijakan BI yang ahead the curve. Dengan begitu, BI menjaga kondisi pasar keuangan domestik agar tetap stabil dan tidak mengalami arus keluar modal (capital outflow) yang deras jelang putusan suku bunga The Fed di Desember mendatang.

"Kalau mau ahead the curve, ya sebaiknya bulan ini (menaikkan suku bunga acuan)," jelasnya.

Tak hanya itu, kenaikan suku bunga menurut Myrdal, juga dapat berdampak positif pada bunga deposito perbankan yang akan ikut terkerek lagi. "Jika bunga deposito perbankan meningkat, akan menjadi lebih menarik sehingga dana pihak ketiga dapat tumbuh lebih agresif dari bulan sebelumnya," kata dia.

Lantas, perbankan bisa memiliki kondisi likuiditas yang lebih longgar dan memiliki amunisi yang lebih kuat untuk menyalurkan kredit.

Myrdal melihat, Bank Indonesia sebaiknya tetap menaikkan suku bunga di sisa tahun ini di tengah sentimen kenaikan suku bunga The Fed bulan depan. Jika tidak, pasar domestik akan berisiko kembali mengalami outflow dan nilai tukar kembali tertekan.

"Pasalnya, potensi carry trade global investor di pasar keuangan masih akan berlangsung," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×