kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi AS makin kokoh namun dibayangi risiko lonjakan kasus corona


Kamis, 22 April 2021 / 17:14 WIB
Ekonomi AS makin kokoh namun dibayangi risiko lonjakan kasus corona
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker di New York. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ekonomi Amerika Serikat (AS) semakin menunjukkan pemulihan. Prospek pertumbuhan ekonom Negeri Paman Sam ini tahun 2021 semakin cerah dan diperkirakan akan tumbuh pada laju tahunan terbesar dalam beberapa dekade serta mengungguli negara-negara maju lainnya.

Gelombang baru optimisme atas pertumbuhan ekonomi AS diantara para ekonomi sejalan dengan paket stimulus sebesar US$ 1,9 triliun yang sudah disepakati dan anggaran infrastruktur senilai US$ 2 triliun lebih yang diusulkan Presiden Joe Biden. 

Meski demikian, ada resiko besar yang masih mengintai ekonomi AS. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap ekonom, lonjakan kasus Covid-19 masih akan jadi resiko terbesar mereka selama tiga bulan ke depan.  

Baca Juga: Film Titanic versi baru diproduksi, kini tentang orang China

Proyeksi rata-rata para ekonomi atas pertumbuhan AS tahun ini sebesar 6,2%. Ini prospek paling cerah sejak pemungutan suara dimulai dalam periode lebih dari dua tahun lalu. Jika angka itu tercapai maka akan menandai ekspansi tahunan AS tercepat sejak tahun 1984.

Sementara IMF dalam proyeksi terbarunya menargetkan ekonomi AS lebih optimis lagi dari konsensus yakni 6,4%. Sebanyak 15% dari 105 ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan akan terjadi pertumbuhan 7% tahun ini. 

Tetapi hampir 70% ekonom atau 39 dari 56 yang menanggapi pertanyaan tambahan mengatakan risiko terbesar terhadap ekonomi adalah peningkatan kasus Covid-19 dalam tiga bulan ke depan. "Kami menaikkan proyeksi pertumbuhan karena stimulus fiskal tambahan dan program vaksinasi yang cepat," kata Sal Guatieri, ekonom senior di BMO Capital Markets dikutip Reuters, Kamis (24/40.

Namun, proyeksi tersebut bisa saja meleset karena gelombang kasus Covid-19. Hanya saja untuk saat ini, ia berasumsi gelombang baru itu tidak akan menimbulkan pembatasan sosial secara agresif dari pemerintah.

Pada kuartal I, ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh 8,5%. Itu jauh lebih tinggi dari proyeksi ekonomi terhadap sebagian besar ekonomi negara-negara besar lainnya yang diprediksi tumbuh 7,2% pada kuartal ini.

Baca Juga: Tembus 300.000 kasus Covid-19, India catat rekor infeksi harian terbanyak di dunia

Meski ekonomi diperkirakan bakal kembali ke kondisi sebelum Covid-19, namun mayoritas ekonom memperkirakan tingkat pengangguran masih butuh waktu lebih dari satu tahun untuk kembali ke masa sebelum krisis. 

Indeks Harga Konsumsi Inti Pribadi (The core Personal Consumption Expenditure/PCE), indeks pengukur inflasi yang disukai The Fed, diperkirakan 2% tahun ini dan tahun 2022. Sebanyak dari 90% dari hampir 50 ekonom mengatakan risikonya condong ke atas.

Ketua The Fed Jerome Powell mengakui bahwa inflasi sementara sedikit lebih tinggi tahun ini. Tetapi bank sentral berkomitmen untuk membatasi jika kenaikan terlalu tinggi. Sebanyak 28 dari 52 ekonom memperkirakan The Fed akan memulai  program pembelian aset bulanannya pada kuartal pertama tahun depan. Dua belas mengatakan sekitar tahun ini dan 12 mengatakan kemudian.

Selanjutnya: Akan keluar dari ISS, Rusia berencana luncurkan stasiun luar angkasa sendiri




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×