kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eksportir setop kirim batubara ke Filipina


Jumat, 22 April 2016 / 11:28 WIB
Eksportir setop kirim batubara ke Filipina


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menginstruksikan seluruh anggotanya untuk menghentikan ekspor ke Filipina. Instruksi ini menindaklanjuti surat edaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Trisakti Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang melarang semua kapal dari Banjarmasin berlayar menuju perairan Filipina.

Tujuan pelarangan untuk menghindari lebih banyak lagi  korban penyanderaan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. Saat ini masih ada 14 orang warga negara Indonesia, yang juga awak kapal yang mengangkut ekspor batubara  menuju Filipina masih di sandera kelompok ini. Buntut dari larangan ini sekitar 7 juta ton ekspor ke Filipina bakal terganggu.

Deputi Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia Kamis (21/4) menyebut, ekspor ke Filipina relatif kecil jika dibandingkan ke negara-negara lain. Saat ini mayoritas ekspor batubara menuju ke kawasan Asia Timur seperti China, Bangladesh, juga Hong Kong.

Adapun dalam catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) volume ekspor menuju Filipina tahun lalu sekitar 7,6 juta ton, menurun 3,6% dari 2014 sebesar 7,9 juta ton. Sementara pada tiga bulan tahun 2016 realisasi ekspor ke negara ini cuma sekitar 36.000 ton.

Adapun pemasok batubara tercatat berasal dari perusahaan tambang pemegang kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan BUMN.

Sekretaris Perusahaan PT Baramulti Suksessarana Tbk, F. Bernadeth Conny menyebut penghentian ekspor ke Filipina tak akan berdampak besar bagi kinerja mereka. Sebagai pemasok batubara ke Filipina, porsi terhadap penghasilan perusahaan itu tidak besar, kurang dari 2,55% dari total ekspornya.

Sebagai gambaran, dari produksi Baramulti pada 2015 yang mencapai 7,5 juta ton, yang diekspor hanya sekitar 500.000 ton. Dari total batubara yang diekspor ini terbesar yakni 87% dikapalkan ke India, Korea Selatan 3,6 % sisanya ke Spanyol, Hong Kong, dan Filipina sekitar 2,55%.

Karena porsinya sangat mini, Bernadeth pun optimistis target mereka tahun ini tak akan terganggu oleh penghentian ekspor ke Filipina tersebut. Perusahaan ini masih yakin bisa mencapai pertumbuhan produksinya sekitar 11% dari tahun lalu atau target produksi 8,6 juta ton.

Pengamat pertambangan, Ladjiman Damanik, menyatakan, penghentian pasokan batubara ke Filipina ini justru merugikan perusahaan pembeli batubara di negara tersebut. Ia memperkirakan pasokan batubara dari Indonesia ini bisa mempengaruhi operasional perusahaan pembangkit listrik berbahan bakar batubara di negeri ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×