Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Exxon Mobil dan Chevron diselamatkan bisnis pengilangan minyak. Di tengah tren penurunan harga minyak mentah dunia, keduanya bisa mengantongi laba kuartal III-2014 lebih besar.
Dua perusahaan minyak asal Amerika Serikat ini mengumumkan kinerja di atas perkiraan pasar. Laba kuartal III Exxon naik 3% year on year menjadi US$ 8,07 miliar. Sedangkan laba Chevron naik menjadi US$ 5,59 miliar, melompat 13% berbanding akhir September tahun lalu yang sebesar US$ 4,95 miliar.
Harga minyak mentah dunia merosot 18% sepanjang Juli-September. Tapi, ketika ketika harga minyak turun, biaya operasional bisnis pengilangan dan kimia yang dimiliki kedua perusahaan ini turun dan menyumbang profit lebih besar.
"Hasil kuartal ini menunjuykkan kekuatan dari model bisnis terintegrasi milik kami," kata Rex W. Tillerson, Chairman Exxon Mobil, dikutip NYTimes.
Laba operasional pengilangan dan kimia Exxon naik dua kali lipat menjadi US$ 1,02 miliar dari US$ 592 juta. Keuntungan ini menutup penurunan laba 4,4% di segmen eksplorasi dan produksi.
Bisnis pengilangan Chevron lebih ciamik lagi, naik empat kali lipat menjadi US$ 1,39 miliar. Sedangkan profit dari bisnis produksi minyak dan gas di AS flat.
Tak hanya kedua perusahaan ini, Royal Dutch Sell juga mencatat kenaikan laba di kuartal III ini. Sedangkan produsen migas lainnya seperti BP, ConocoPhillips, dan Total menuding penurunan harga minyak sebagai penyebab penurunan laba.