Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri
BEIJING. Februari lalu, China melaporkan defisit perdagangan terbesar sejak tahun 1989. Penyebabnya adalah turunnya kinerja ekspor akibat dampak krisis utang di wilayah Eropa.
Biro Kepabeanan China hari ini (10/3) mengumumkan disitusnya, terdapat defisit perdagangan senilai US$ 31,5 miliar pada Februari. Defisit terjadi karena adanya kenaikan impor sebesar 39,6% ketimbang Februari tahun sebelumnya.
Menteri Perdagangan China, Chen Deming menyatakan, pihaknya akan bekerja keras untuk menggenjot kinerja perdagangan sebesar 10% tahun ini. Untuk itu, pihaknya mesti gigih, karena adanya sinyal perlambatan kinerja ekspor.
"Tren pertumbuhan ekspor melemah cenderung membuat pembuat kebijakan peduli terhadap risiko penurunan pertumbuhan," kata Song Yu, ekonom Goldman Sachs Group Inc di Beijing.
Dalam analisa Bloomberg, defisit perdagangan China pada bulan Februari itu merupakan yang pertama dan terbesar sejak 1990. Sebelumnya, defisit perdagangan hanya US$ 7,87 miliar, yang terjadi di Februari 2004.