kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Foxconn kembali melanggar aturan tenaga kerja


Jumat, 11 Oktober 2013 / 17:36 WIB
Foxconn kembali melanggar aturan tenaga kerja
ILUSTRASI. Beli pulsa dan bayar tagihan di Tokopedia dan dapatkan cashback Rp400.000.


Sumber: BBC |

BEIJING. Entah mengejutkan atau tidak, Foxconn, produsen elektronik kontrak terbesar di dunia akhirnya mengakui melakukan pelanggaran kebijakan perusahaan di sebuah unit di China.

Pelanggaran tersebut terkait dengan mempekerjakan secara magang sejumlah pelajar dalam sistem kerja bergilir (shift).

Foxconn sengaja mengumumkan kesalahan ini agar pabrik mereka patuh secara penuh dengan kebijakan perusahaan.

"Ada beberapa kasus di mana kebijakan yang berkaitan dengan lembur dan bekerja pada shift malam tidak ditegakkan," kata Foxconn itu dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan, yang membuat produk untuk beberapa merek terbesar di dunia ini, menyita perhatian dunia atas praktik kerja mereka yang diduga melanggar hukum.

Sebelumnya, Foxconn mengaku mereka mempekerjakan karyawan magang di bawah umur di unit pabrik yang sama tahun lalu.

Sering melanggar

Perusahaan manufaktur raksasa ini dimiliki oleh Hon Hai Precision di Taiwan dan mempekerjakan sekitar 800.000 pekerja di seluruh dunia.

Foxconn, memproduksi sebagian besar produk raksasa teknologi besar di seluruh dunia, termasuk Apple, Sony, Microsoft, HP, dan Nokia.

Perusahaan ini pertama kali disorot atas dugaan praktik perburuhan ketika 13 karyawan mereka bunuh diri di pabrik Cina pada tahun 2010.

Insiden ini menimbulkan kekhawatiran atas kondisi kerja di unit China dan memicu buruh melakukan beberapa protes.

Foxconn merespon hal tersebut dengan menaikkan upah, memperpendek jam kerja dan mempekerjakan konselor di situs.

Pada tahun 2010, Foxconn juga menghentikan sementara unitnya di India setelah 250 pekerja jatuh sakit.

Dan pada Mei 2011, dua orang tewas setelah ledakan di sebuah pabrik perusahaan di Chengdu.

Baru-baru ini, Foxconn menegaskan kembali rencana perusahaannya untuk membangun pabrik telepon seluler di Indonesia mulai tahun depan.

Foxconn sejak 2012 lalu sudah mengumumkan minatnya untuk beroperasi di Indonesia, tetapi tertunda setelah pembicaraan dengan pemerintah dan pencarian mitra lokal.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×