kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,00   -5,29   -0.58%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Galleon Berimbas Buruk bagi Industri


Kamis, 22 Oktober 2009 / 10:01 WIB
Galleon Berimbas Buruk bagi Industri


Reporter: Arthur Gideon, Bloomberg | Editor: Dikky Setiawan

SINGAPURA. Industri hedge fund terimbas kasus insider trading Galleon Group. "Penyelidikan kasus insider trading itu bukanlah kabar baik bagi hedge fund," ujar Ketua Alternative Investment Management Association (AIMA), Michael Coleman dalam wawancara dengan Bloomberg.

Coleman memprediksi, terungkapnya kecurangan yang dilakukan Galleon Group akan mempengaruhi kepercayaan investor. "Investor akan lebih berhati-hati menaruh dana," ujarnya. Coleman tidak menutup skenario terburuk. Hedge fund harus berakhir karena tidak ada lagi yang mau menempatkan dana.

Dalam catatan asosiasi yang dipimpin Coleman, dana kelolaan hedge fund merosot drastis setelah pemeriksaan Galleon. Tentu, yang menderita penurunan dana kelolaan terbesar adalah Galleon itu sendiri.

Perusahaan yang dipimpin oleh Raj Rajaratnam itu mengalami penurunan dana kelolaan sekitar US$ 1,3 miliar. Sebelum kasus insider trading terungkap, Galleon mengelola dana US$ 3,7 miliar.

Aturan bakal makin ketat

Untuk membongkar kecurangan Rajaratnam, para hamba hukum di Amerika Serikat menggunakan alat penyadap. Ini merupakan sesuatu yang baru. Dahulu, AS hanya menggunakan alat penyadap untuk menjerat para pelaku kejahatan terorganisir, bandar narkoba, ataupun teroris.

Penggunaan alat penyadap ini juga menjadi keprihatinan AIMA. "Di bisnis ini, kepercayaan investor sangat penting. Jika investor merasa takut, tentu akibatnya buruk bagi industri," ujar Coleman.

Sebelum kasus Rajaratnam mencuat, industri hedge fund sudah tercoreng dengan kasus hukum Bernard Madoff. Asosiasi juga khawatir kecurangan Rajaratnam akan mendorong regulator untuk menyusun aturan yang lebih ketat.

Gelagat itu sudah tercium di AS. Saat ini, otoritas bursa, Securities and Exchange Commission (SEC), sudah berancang-ancang menyusun aturan baru. Di AS, juga berkembang wacana untuk menyerahkan kendali pengawasan seluruh industri perbankan ke Federal Reserve (Fed).

Singapura yang merupakan salah satu pusat industri keuangan Asia, juga berniat mengetatkan aturan main. Otoritas bursa di Negeri Jiran itu mempersilakan setiap warga mengajukan usulan tentang pengetatan aturan perdagangan, mulai bulan depan.

Dibuatnya aturan-aturan yang lebih ketat ini tentu saja seperti dua mata pisau. Selain bisa melindungi konsumen, aturan yang ketat juga bisa berimbas ke sempitnya ruang gerak industri.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×