Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. LVMH Moet Hennessy (Louis Vuitton), perusahaan multinasional asal Prancis yang menaungi Sephora, dikabarkan menutup semua pusat toko, distributor, dan perusahaannya di Amerika Serikat (AS) pada Rabu (5/6) mendatang, untuk memberikan pelatihan keragaman rasial pada seluruh karyawannya.
Langkah ini dilakukan setelah satu penyanyi berkulit hitam AS, SZA, mengalami diskriminasi rasial di salah satu cabang Sephora daerah Calabassas, California pada April silam.
Seperti dilansir Reuters, penyanyi RnB peraih penghargaan Grammy tersebut menyampaikan melalui akun Twitternya, jika seorang penjaga toko Sephora yang diidentifikasi bernama Sandy, memanggil petugas keamanan dan memastikan dirinya tidak mencuri alat kosmetik dari toko.
"Kami lantas berbicara panjang lebar. Semoga harimu diberkahi, Sandy," cuit sang penyanyi pada akun Twitternya beberapa waktu silam, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Juru bicara Sephora Emily Saphiro juga menyampaikan kepada Reuters melalui surat elektronik, pihaknya terus mengumpulkan data dan informasi terkait insiden yang menimpa penyanyi kondang AS tersebut.
"Kami sangat menanggapi keluhan dengan serius dari pelanggan. Diskriminasi rasial adalah hal yang tidak dapat ditoleransi sama sekali oleh Sephora," ungkap Saphiro.
Saphiro melanjutkan, langkah Sephora menutup melakukan pelatihan kepada seluruh karyawan mengenai keragaman rasial tidak semata merespon insiden yang menimpa SZA. Dia mengaku, Sephora memang sedang menjalankan kampanye bertajuk "We Belong to Something Beautiful" yang menjunjung nilai inklusifitas sejak setahun terakhir.
Sejak insiden terjadi, Google Review mencatat kritik terhadap Sephora cabang Calabassas melonjak tinggi.
Reuters mencatat, LVMH baru-baru ini menjalin kerjasama dengan penyanyi berkulit hitam asal Barbados, Rihanna, untuk meluncurkan produk kecantikan Fenty Beauty. Perusahaan ini, dikabarkan tertarik berkolaborasi dengan selebriti berkulit hitam karena tingginya angka permintaan.
Setahun sebelumnya, Starbucks juga menutup 8.000 tokonya di seluruh AS karena insiden serupa. Dua orang pelanggan berkulit hitam yang sedang duduk menunggu kawan, dicurigai manajer Starbucks cabang Philadelphia hingga diamankan kepolisian.
Atas kejadian memalukan tersebut, Starbucks AS melakukan pelatihan anti diskriminasi ras kepada seluruh karyawannya.