kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gelombang Pemangkasan Kerja di Sektor Teknologi Masih Terjadi


Jumat, 26 Januari 2024 / 23:24 WIB
Gelombang Pemangkasan Kerja di Sektor Teknologi Masih Terjadi
ILUSTRASI. Employees of Traveloka are seen working at the company's headquarters in Jakarta, Indonesia, August 2, 2017. REUTERS/Beawiharta


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - Pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi kembali marak di awal tahun ini. Padahal pada tahun lalu, PHK sektor teknologi sudah mencapai 168.032 pekerja. Di Januari 2024, lebih dari 21.000 karyawan di sektor teknologi yang kehilangan kerja. Aksi PHK diperkirakan masih berlanjut meski jumlahnya mungkin tidak setinggi angka di tahun lalu. Gelombang PHK ini tidak terlepas dari tren perusahaan teknologi beralih fokus ke layanan kecerdasan buatan. ​

Awal tahun 2024 diwarnai dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi. Berdasarkan data layoffs.fyi, sudah ada lebih dari 21.000 pekerja di 76 perusahaan teknologi telah kehilangan pekerjaan di Januari 2024. 

Aksi pemangkasan karyawan tersebut menambah daftar panjang PHK yang terjadi pada tahun lalu. Di mana aksi PHK sektor teknologi berkontribusi cukup besar. Pada tahun 2023 PHK di sektor teknologi sebanyak 168.032 pekerjaan. 

Baca Juga: Banyak Kantor Tutup Karena Digitalisasi, Danamon Lakukan Transformasi Kantor Cabang

Para analis dan pakar industri memperkirakan, PHK masih akan terjadi di tahun ini. Namun mereka percaya jumlahnya tidak akan sebesar tahun lalu. Ini karena perusahaan tengah mengejar ketertinggalan di bidang kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Sehingga perusahaan teknologi akan lebih banyak melakukan perampingan demi bisa berhemat miliaran dollar. 

Google misalnya telah memangkas ratusan pekerjaan di awal bulan ini. Google sejatinya sudah melakukan PHK pada 12.000 karyawan di tahun 2023. 
Google menyebut, PHK dilakukan agar bisnisnya berjalan lebih efisien dan fokus pada prioritas produk yang terbesar. Ini juga seiring dengan upaya Google mengejar Microsoft yang telah mengintegrasikan ChatGPT dan mesin pencarian Bing. 

Karena itu, CEO Google Sudar Pichai menyebut masih akan melakukan pemangkasan di tahun ini. Namun dia bilang, PHK tak sebesar tahun lalu dan tidak akan mempengaruhi setiap tim. 

Kamis (25/1), Microsoft juga mengumumkan akan memecat 1.900 karyawan di Activision Blizzard dan Xbox. Pemangkasan karyawan tersebut mewakili 8% dari keseluruhan divisi Microsoft Gaming dan sebagian besar akan terjadi di Activision Blizzard. Presiden Blizzard Mike Ybarra dan Chief Design Officer Allen Adham juga meninggalkan perusahaan. 

Baca Juga: Kebutuhan Bioetanol akan Melonjak, Kerja Sama Indonesia-Brasil Diperkuat

Beberapa perusahaan besar lain yang telah memberhentikan karyawan adalah Alphabet dan Amazon. PHK tersebut dilakukan untuk menurunkan biaya dan meningkatkan profit. 

Jumat (26/1), Salesforce juga memberhentikan 700 karyawan, sekitar 1% dari tenaga kerja global. Namun di saat sama, Wall Street Journal melaporkan, Salesforce masih membuka 1.000 pekerjaan di seluruh perusahaan yang menyiratkan langkah tersebut mungkin merupakan penyesuaian rutin tenaga kerja perusahaan. 

Salesforce telah memangkas 10% tenaga kerjanya tahun lalu, ketika menutup beberapa kantor setelah perekrutan besar akibat pandemi. Pemangkasan tenaga kerja ini membantu peningkatan kinerja.

Tiktok telah merumahkan 60 pekerjaan di unit periklanan dan penjualannya. Mengutip Bloomberg, posisi pekerjaan yang terdampak di Los Angeles, New York, Austin dan luar negeri. Jumlah tersebut kurang dari 1% dari sekitar 7.000 staf perusahaan di AS pada Maret 2023.

Baca Juga: Bank Mandiri Bagikan Kisah Sukses Peran Digitalisasi di Forum Keuangan Terbesar Asia




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×