Sumber: BBC | Editor: Adi Wikanto
Muisne. Gempa dengan kekuatan 7,8 terjadi di Ekuador, Sabtu (16/4) malam. Wakil Presiden Jorge Glas mengumumkan, gempa ini menyebabkan 77 orang meninggal, dan 588 orang terluka. Jumlah korban kemungkinan bertambah, karena tim penyelamat belum menjamah semua wilayah.
Gempa di Ekuador ini yang terjadi merupakan yang terbesar sejak 1979. Kerusakan terparah terjadi di dekat kota Muisne. Kerusakan yang terjadi sangat luas, yang menghancurkan jembatan di selatan Guayaquil yang berjarak sekitar 300km dari pusat gempa.
Presiden Rafael Correa, yang terbang kembali ke negaranya dari kunjungan ke Italia, telah mengumumkan status darurat. "Ini merupakan ujian yang menyakitkan. Saya meminta warga untuk tetap tenang dan bersatu... Tetap kuat; kita akan dapat melewati semua ini," kata Rafael.
Gabriel Alcivar, walikota Pedernale, yang dekat dengan pusat gempa mengatakan: "Kami berupaya untuk melakukan apa yang dapat kami lakukan, tetapi tak ada yang bisa kami lakukan."
Dia mengatakan puluhan bangunan rata dengan tanah dan penjarahan di berbagai tempat telah terjadi.
"Ini tidak hanya rumah yang runtuh, tetapi seluruh kota," jelas Alcivar.
Carla Peralto, seorang penduduk di Boyaca, salah satu dari wilayah yang paling terdampak, mengatakan kepada BBC: "Saya tidak pernah mengalami seperti itu dalam hidup saya. Itu sangat kuat. Saya merasa sangat, sangat takut... Saya berpikir 'Tuhan, tolong hentikan ini karena mungkin saya tewas hari ini'."
Kerusakan serius juga dilaporkan akan terjadi di kota Manta, dengan menara bandara merupakan salah satu bangunan yang hancur.
Penduduk Manta Ramon Solorzano mengatakan kepada Reuters: "Banyak orang berada di luar di jalanan dengan membawa ransel, menuju tempat yang lebih tinggi. Jalanan retar. Aliran listrik dan telepon terputus.
Badan Geologi AS mengatakan pusat gempa cukup dangkal di kedalaman 19,2km, sekitar 27km dari Muisne di tempat yang jarang penduduknya.