Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin jatuh ke level terendah dalam tiga bulan terakhir pada Senin (9/5), beberapa hari setelah sejumlah analis mata uang kripto memperingatkan soal grafik harga yang mengirimkan sinyal bearish.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin pada Senin (9/5) sempat terkapar di US$ 33.393,61. Tapi, mulai bangkit dan ada di US$ 33.582,14 pada pukul 11.10 WIB atau turun 2,68% dalam 24 jam terakhir.
Sementara dalam sepekan terakhir, harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar tersebut anjlok 13,16%. Harga Bitcoin turun selama lima hari berturut-turut. Tapi ada di bawah US$ 40.000 sejak 29 April lalu.
Jika harga Bitcoin melanjutkan penurunan dan di bawah US$ 32.951, itu akan mencapai titik terendah sejak Juli 2021.
Baca Juga: Industri Kripto Tertekan, Stacking hingga Akumulasi Beli Bisa Jadi Pilihan Investor
Baca Juga: Hindari Bitcoin, Warren Buffett Rekomendasikan Beli 2 Aset Produktif Ini
Harga Bitcoin sebagian besar bertahan antara US$ 35.000 dan US$ 46.000 selama beberapa bulan terakhir. Sehingga, penurunan harga terbaru mungkin menandai awal dari tren pasar baru mata uang kripto tertua itu.
Mengutip CoinDesk, indikator grafik harga Bitcoin cenderung bearish akhir pekan lalu. Sebab, harga mata uang kripto dengan kode BTS tersebut menembus di bawah garis tren naik tiga bulan.
Mencapai level tertinggi sepanjang masa pada 10 November tahun lalu, penurunan harga di bawah US$ 34.500 menunjukkan koreksi lebih dari 50%.
"BTC terus terbebani oleh tekanan makro dan sentimen pasar secara umum," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, kepada CoinDesk. "Kenaikan suku bunga AS menghasilkan volatilitas tetapi pergerakan naik hanya berumur pendek".
DiPasquale memperkirakan, harga Bitcoin akan turun lebih jauh, terutama karena kebijakan moneter terus berkontraksi. Tapi, dia tidak melihat BTC akan jatuh di kisaran US$ 25.000 hingga US$ 30.000.