Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ditutup menguat dan mencatat kenaikan mingguan kelima berturut-turut, karena kekhawatiran akan pembalasan lebih lanjut antara Iran dan Israel yang memicu permintaan safe-haven.
Jumat (19/4), harga emas spot ditutup naik 0,54% menjadi US$ 2.391,93 per ons troi, setelah sempat melonjak ke level US$ 2.417,59 di awal sesi. Harga emas spot naik 2,03% minggu ini.
Sejalan, harga berjangka untuk kontrak pengiriman Juni 2024 ditutup menguat 0,7% ke level US$ 2.413,8 per ons troi. Ini membuat harga 1,67% dalam sepekan.
Sentimen yang menyokong emas datang setelah ledakan bergema di sebuah kota di Iran pada Jumat pagi, yang digambarkan oleh sumber sebagai serangan Israel. Tetapi Teheran mengecilkan insiden tersebut dan mengindikasikan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk melakukan pembalasan.
“Situasi eskalasi dan de-eskalasi di Timur Tengah telah menguasai pasar. Jika situasinya menurun, maka emas akan mundur atau berkonsolidasi seiring berkurangnya pembelian safe-haven,” kata David Meger, Director of Metals Trading High Ridge Futures.
"Namun, dalam jangka panjang, tren naik yang lebih tinggi pada emas akan terus berlanjut karena Federal Reserve mungkin tidak menurunkan suku bunga secepat yang diperkirakan pasar."
Para pejabat The Fed telah sepakat mengenai gagasan bahwa tidak ada urgensi untuk menurunkan suku bunga. Pasar saat ini melihat peluang sekitar 67% penurunan suku bunga pada bulan September.
Kenaikan suku bunga mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Emas, yang telah mencatatkan kenaikan kuat tahun ini, akan naik lebih lanjut karena prospek permintaan China yang kuat dan ketidakpastian makro, kata lembaga penelitian yang didukung pemerintah China, Antaike.