Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas tergelincir dari level tertinggi lebih dari satu minggu di awal pekan ini. Sentimen datang setelah dolar Amerika Serikat (AS) naik dari posisi terendah sesi di tengah komentar hawkish para anggota Federal Reserve yang mengulangi perjuangan melawan inflasi.
Senin (28/11), harga emas spot ditutup melemah 0,8% menjadi US$ 1,741,36 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi sejak 18 November di hari sebelumnya.
Sejalan, harga emas untuk kontrak pengiriman Februari 2023 ditutup melemah 0,8% ke US$ 1.755,3 per ons troi.
"(Dolar) turun dari level tertinggi hari ini, kami melihat beberapa ekuitas dijual dan James Bullard tampaknya cukup hawkish," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures di Chicago.
Dolar AS berubah positif setelah jatuh ke level terendah hampir dua minggu di awal sesi. Dolar yang lebih kuat membuat harga logam mulia yang diperdagangkan dengan the greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Gold at More Than One-Week High as Dollar Slips
Sedangkan, komentar Presiden The Fed James Bullard dan John Williams yang menyatakan bahwa ada jalan panjang untuk melawan inflasi. Bullard menambahkan bahwa suku bunga harus dipertahankan tinggi "sepanjang tahun depan dan hingga 2024."
Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun juga naik tipis dari level terendah hampir dua bulan.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Pelaku pasar juga menanti saat Jerome Powell berbicara di acara Brookings Institution pada hari Rabu (30/11), tentang prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja.
Juga di radar, data penggajian non-pertanian AS untuk November akan dirilis pada hari Jumat (2/12), yang mungkin mengubah ekspektasi di sekitar langkah kebijakan The Fed pada bulan Desember. Pedagang saat ini mengantisipasi kenaikan suku bunga 50 basis poin.