kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   7,71   0.83%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga kedelai internasional lebih mahal, pengusaha tetap butuh impor


Rabu, 29 Agustus 2018 / 14:53 WIB
Harga kedelai internasional lebih mahal, pengusaha tetap butuh impor
ILUSTRASI. Kedelai untuk produksi tahu


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kedelai internasional lebih mahal daripada kedelai yang diproduksi dalam negeri. Namun industri masih melakukan impor karena produksi dalam negeri belum bisa cukupi kebutuhan.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyatakan harga kedelai impor yang sudah tiba di Indonesia berada di kisaran Rp 11.000 per kilogram. Sedangkan harga kedelai lokal bervariasi Rp 5.500 - Rp 8.500 sesuai kualitasnya.

"Tapi kedelai impor standardisasinya sudah ada, kualitas jelas, ada sertifikasi of origin, suplai selalu ada, sehingga kita yang butuh setiap hari, berbeda dengan kedelai lokal," kata Aip saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/8).

Adapun impor tetap dilakukan karena produksi dalam negeri di kisaran 400.000 ton setahun tidak dapat mencukupi kebutuhan industri pengolah tahu tempe yang membutuhkan hingga 2 juta ton kedelai. Maka mau tak mau, industri harus terus lakukan impor walau harga internasional lebih mahal.

Mengutip pemberitaan Bloomberg, harga kacang kedelai internasional diperdagangkan di US$ 834,25 sen per gantang, Rabu (29/8). Bila dikonversi ke rupiah dengan acuan per dollar AS sebesar Rp 14.663, maka harganya mencapai Rp 12.232 per gantang. Asal tahu saja harga internasional ini sudah turun dari akhir Juli 2018 lalu sebesar US$ 903,75 sen per gantang.

Menanggapi itu, Aip mengaku pertukaran kurs dan harga internasional menjadi faktor yang dikhawatirkan pengusaha pengolah kacang kedelai. Apalagi dalam industri hilir, pengusaha masih harus memikirkan beban produksi dan beban transportasi lainnya. Tapi untungnya telah terjadi kesepakatan antara importir dengan pengrajin tahu dan tempe dimana terdapat fasilitas hutang tanpa bunga.

"Sekarang importir jual ke perajin itu boleh utang, produksi tempe butuh empat hari, jadi pengrajin ambil di hari pertama, kedua seterusnya, kemudian dibayarkan di hari ke lima," jelasnya. Kata Aip umumnya pinjaman ini tidak dikenai bunga pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×