Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ambruknya harga kripto selama beberapa minggu membuat kekayaan banyak miliarder mata uang digital ikut hancur. Kekayaan kripto para miliarder yang membengkak selama dua tahun terakhir menghilang setelah aksi jual di berbagai saham teknologi merembes ke aksi obral mata uang digital.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (12/5), Bitcoin, cryptocurrency paling populer, dan Ether keduanya telah jatuh lebih dari 50% sejak rekor tertinggi mereka akhir tahun lalu.
Sementara hampir semua pemegang kripto mengalami penurunan kekayaan, beberapa kerugian terbesar dan paling terlihat terkonsentrasi di antara pendiri bursa, di mana para pedagang membeli dan menjual mata uang digital.
Misalnya pendiri Coinbase Global Inc, Brian Armstrong memiliki kekayaan pribadi sebesar US$ 13,7 miliar pada November lalu meningkat menjadi US$ 8 miliar pada akhir Maret. Kini kekayaannya hanya US$ 2,2 miliar.
Saham perusahaan ini telah jatuh 84% sejak hari pertama perdagangan mereka pada April 2021, ditutup pada hari Rabu di harga US$ 53,72. Pergerakan ini terjadi setelah perusahaan memperingatkan bahwa volume perdagangan dan pengguna transaksi bulanan diperkirakan akan lebih rendah pada kuartal kedua daripada yang pertama.
Baca Juga: Harga Bitcoin Makin Jatuh, Sentuh Posisi Terendah sejak Desember 2020
Ini menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Coinbase untuk menahan penurunan tajam dalam harga crypto, memaksa Armstrong menggunakan Twitter untuk membela perusahaan.
"Tidak ada risiko kebangkrutan bahkan di tengah peristiwa Angsa hitam (black swan) dan dana pengguna aman," kata Armstrong, CEO perusahaan dalam cuitannya.
Lalu ada Michael Novogratz, CEO bank pedagang crypto Galaxy Digital yang kekayaannya anjlok tersisa US$ 2,5 miliar saat ini. Padahal pada awal November 2021 lalu, kekayaannya menyentuh US$ 8,5 miliar. Dia telah menjadi juara TerraUSD, stablecoin algoritmik yang sekarang berisiko runtuh total di tengah penurunan harga token crypto di ekosistem yang sama, Luna.
“Saya mungkin satu-satunya pria di dunia yang memiliki tato Bitcoin dan tato Luna,” kata Novogratz pada konferensi Bitcoin 2022 di Miami pada 6 April.
Setidaknya di atas kertas, Changpeng Zhao, CEO Binance, telah kehilangan kekayaan yang lebih besar dari Armstrong ataupun Novogratz.
Dia memulai debutnya di indeks kekayaan Bloomberg pada Januari dengan kekayaan bersih US$96 miliar, salah satu yang terbesar di dunia. Pada hari Rabu lalu, kekayaan itu menyusut menjadi US$ 11,6 miliar.
Pertukaran Crypto di AS tampaknya lebih menderita penurunan daripada pesaing global mereka. Volume perdagangan di Coinbase terus turun sejak awal tahun, sementara Binance yang lebih fokus secara internasional mengalami peningkatan volume bulan lalu.
Bisnis Binance yang berfokus di AS, sebagai perbandingan, mengalami penurunan yang lebih tajam daripada Coinbase.
Baca Juga: Pasar Kripto Makin Ambrol Kamis (12/5) Siang, Harga Bitcoin Anjlok ke US$ 27.000
Tyler dan Cameron Winklevoss, salah satu pendiri pertukaran crypto, Gemini, masing-masing telah kehilangan kekayaan sebesar US$ 2,2 miliar. Nilai itu setara dengan 40%- dari kekayaan mereka tahun ini. Kekayaan Sam Bankman-Fried, CEO pertukaran crypto FTX, telah turun setengahnya sejak akhir Maret menjadi sekitar US$ 11,3 miliar.
Armstrong bukan satu-satunya miliarder Coinbase yang kehilangan uang. Salah satu pendiri Fred Ehrsam, mantan pedagang Goldman Sachs Group Inc., saat ini memiliki kekayaan IS$1,1 miliar, turun lebih dari 60% tahun ini.
Armstrong memiliki 16% Coinbase dan mengendalikan 59,5% saham votingnya, menurut pernyataan proxy perusahaan tahun 2022, sementara Ehrsam memiliki 4,5% saham dan mengendalikan 26% saham votingnya.
Obligasi Coinbase juga telah jatuh, baru-baru ini diperdagangkan sejalan dengan beberapa catatan peringkat sampah yang paling berisiko.