kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga melejit, investasi emas Antam masih prospektif di tengah gejolak pasar


Minggu, 14 Oktober 2018 / 19:45 WIB
Harga melejit, investasi emas Antam masih prospektif di tengah gejolak pasar


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan harga emas batangan bersertifikat Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk memperlihatkan bahwa instrumen seperti ini masih cukup prospektif bagi para investor di tengah ketidakpastian pasar keuangan.

Sekadar informasi, berdasarkan situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam telah menyentuh level Rp 676.000 pada Jumat (12/10). Angka ini meningkat Rp 12.000 dibandingkan sehari sebelumnya. Di waktu yang sama, harga buyback emas Antam naik Rp 13.000 menjadi Rp 597.000 per gram.

Perencana Keuangan Finansia Consulting, Eko Endarto menganggap wajar permintaan emas Antam yang meningkat dari investor-investor lokal. Sebab, instrumen tersebut masih dianggap sebagai aset lindung nilai ketika pasar saham dan obligasi Indonesia kerap mengalami koreksi hampir sepanjang tahun ini.

Dollar AS sebenarnya juga menyandang status aset safe haven karena sedang dalam tren melonjak. Namun, instrumen ini tetap dianggap cukup sensitif bagi sebagian investor seiring perang dagang yang masih berlangsung.

“Melihat kondisi sekarang, emas Antam dapat menjadi pilihan alternatif jangka pendek bagi para investor di samping kas atau pasar uang,” terang dia, hari ini (14/10).

Selain itu, bukan rahasia umum bahwa emas Antam kerap menjadi pilihan utama bagi investor yang belum memiliki pengetahuan lebih mengenai produk-produk investasi di pasar keuangan. Di beberapa daerah, instrumen ini bahkan masih dianggap sebagai simbol status sosial bagi masyarakat. Tak ayal, permintaan akan emas Antam selalu ada.

Lebih lanjut, untuk saat ini emas Antam juga dinilai lebih prospektif dan likuid ketimbang instrumen investasi berwujud fisik lainnya, misalnya properti. Pasalnya, jelang tahun politik, para pengembang properti cenderung mengerem pembangunan properti. Belum lagi, kenaikan suku bunga acuan yang diikuti kenaikan suku bunga kredit juga berpotensi mengancam sektor properti. “Dari segi harga, emas Antam relatif bisa dijangkau investor kalangan menengah ketimbang properti,” tambah Eko.

Mengingat instrumen emas dapat dimiliki dalam bentuk fisik, Eko mengingatkan investor untuk mempertimbangkan faktor keamanan sebelum membeli instrumen tersebut. Bahkan, sekalipun akhir-akhir sudah ada beberapa platform yang menawarkan investasi emas tanpa kepemilikan fisik, investor tetap harus berhati-hati.

Di samping itu, investor juga perlu memperhatikan secara berkala perkembangan harga emas Antam maupun emas dunia di pasar agar bisa bertransaksi di momen yang tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×