kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak brent naik seuprit, terdorong pemangkasan ekspor Arab Saudi


Selasa, 14 Agustus 2018 / 13:39 WIB
Harga minyak brent naik seuprit, terdorong pemangkasan ekspor Arab Saudi
ILUSTRASI. Kilang minyak Saudi Aramco


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik pada hari Selasa (14/8) setelah laporan dari OPEC menegaskan bahwa eksportir atas Arab Saudi telah memangkas produksi untuk menghindari oversupply berlebihan.

Harga minyak mentah Brent berjangka bulan depan berada di US$ 72,81 per barel pada pukul 12.15 WIB, naik 20 sen (0,3%) dari penutupan terakhir mereka.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 25 sen (0,4%) pada US$ 67,45 per barel.

Juli lalu Arab Saudi mengatakan kepada kelompok produsen Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bahwa mereka telah memangkas produksi sebesar 200.000 barel per hari (bph) menjadi 10.288 juta bpd.

Laporan bulanan OPEC yang diterbitkan pada hari Senin, menggunakan data dari sumber sekunder, mengkonfirmasi pemotongan Saudi yang menurut para pedagang memicu kenaikan minyak harga minyak mentah pada awal Selasa.

Laporan OPEC mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan minyak dunia akan tumbuh sebesar 1,43 juta bph pada 2019, turun dari 1,64 juta bph pada 2018.

OPEC mengatakan perlambatan permintaan akan datang sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi yang berpotensi lebih rendah sebagai akibat dari perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, serta gejolak pasar yang muncul.

Perekonomian China menunjukkan tanda-tanda pendinginan lebih lanjut pendinginan karena AS bersiap memberlakukan tarif perdagangan yang lebih ketat. Investasi China dalam tujuh bulan pertama tahun ini melambat ke rekor terendah. Tingkat Ppenjualan ritel juga melunak. 

"Data dari China gagal memenuhi ekspektasi pasar yang bisa menjadi sinyal lain bahwa ekonomi dunia melambat," kata Sukrit Vijayakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×