Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah dunia cenderung statbil seiring dengan makin dekatnya pemberlakuan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran. Tetapi, peningkatan harga tertahan oleh aktivitas pengeboran yang meningkat di AS.
Harga minyak jenis Brent di pasar berjangka turun tipis di kisaran US$ 79,74 per barel, turun 4 sen dari perdagangan akhir pekan lalu.
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di AS berada di kisran US$ 69,07 per barel, sekitar 5 sen lebih rendah dari perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah dunia masih dalam tren menanjak jelang pemberlakuan sanksi ekspor minyak Iran oleh Amerika Serikat pada 4 November mendatang.
Analis melihat, secara keseluruhan, pasokan minyak mentah masih mencukupi permintaan global.
Negara-negara penghasil minyak mentah Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memang pada Juni lalu berniat meningkatkan produksi, tetapi dikhawatirkan mengalami kesulitan dengan gangguan dari Iran, Venezuela, dan Angola.
"Sementara titik temu pasokan-permintaan masih rapuh, tetapi pasokan Brent dalam jangka pendek masih tetap naik meski ada gangguan suplai," kata Stephen Innes, head of trading for Asia/Pacific di perusaan broker futures Oanda di Singapura.
Di sisi lain, ada sinyal kenaikan produksi di Amerika Utara. AS menambah empat unit mesin drilling dalam sepekan hingga 19 Oktober lalu menjadi total 873. Ini merupakan operasi rig terbanyak sejak Maret 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
