Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
ATHENA. Demi menekan pengeluaran negara, Pemerintah Yunani akhirnya resmi menutup kantor berita radio dan televisi ERT hari ini (12/6).
Seperti dilaporkan BBC News, pemerintah Yunani akan merumahkan seluruh karyawan ERT sampai restrukturisasi kantor berita itu dilakukan.
Penutupan ERT itu merupakan langkah terbaru pemerintah Yunani untuk menekan anggaran belanja pemerintah dan kenaikan pajak agar negara anggota Uni Eropa itu keluar dari resesi ekonomi.
"ERT merupakan kasus yang luar biasa dari kurangnya transparansi dan pemborosan yang tak masuk akal. Hal ini berakhir sekarang," kata juru bicara pemerintah, Simos Kedikoglou.
Simos menambahkan, seluruh karyawan ERT yang berjumlah 2.500 orang akan segera dirumahkan. Selanjutnya, pemerintah akan menyiapkan pembayaran kompensasi kepada mereka yang terkena dampak penutupan siaran ERT itu.
Namun, lanjut Simos, para karyawan bisa mengajukan permohonan untuk bekerja kembali ketika ERT telah direorganisasi menjadi lembaga penyiaran publik yang lebih ramping.
Kepala Desk Internasional ERT, Odin Linardatou, mengatakan pengumuman pemerintah atas penutupan kantornya itu membuat seluruh wartawan terkejut. "Kami sangat terkejut. Kami marah. Itu keputusan yang tidak kami harapkan. Kami hanya mengharapkan adanya penghematan, bukan penutupan,” kata Linardatou kepada BBC, Selasa (11/6/2013) malam waktu setempat.
"Apa yang tidak dapat saya terima adalah dalam era demokrasi, Yunani tidak akan memiliki lembaga penyiaran publik,” imbuh Linardatou.
Atas keputusan pemerintah Yunani tersebut, ribuan orang menggelar demonstrasi turun ke jalan. Untuk mengatasi protes tersebut, pemerintah Yunani mengerahkan polisi anti huru hara guna mencegah aksi anarkis.
Terkait penutupan siaran ERT, Departemen Keuangan Yunani menyatakan bahwa pemerintah akan "mengamankan" seluruh fasilitas yang dimiliki perusahaan.