kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,38   7,78   0.78%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF pangkas prospek pertumbuhan ekonomi Inggris 2021, imbas lonjakan kasus Covid-19


Selasa, 26 Januari 2021 / 22:31 WIB
IMF pangkas prospek pertumbuhan ekonomi Inggris 2021, imbas lonjakan kasus Covid-19
ILUSTRASI. Logo IMF. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Inggris untuk tahun 2021 karena kebangkitan kasus virus corona, dan memperkirakan butuh waktu hingga tahun depan untuk mengembalikan kondisi ekonomi ke posisi pra-pandemi.

Mengutip Reuters, Selasa (26/1), untuk ekonomi dunia secara keseluruhan IMF sedikit lebih optimis dari perkiraan terakhirnya pada Oktober, dengan meningkatkan prospek pertumbuhan global pada tahun 2021 sebesar 0,3 poin persentase menjadi 5,5%.

Tetapi, IMF memangkas prospek pertumbuhan Inggris sebesar 1,4 poin persentase menjadi 4,5%.

IMF memperkirakan Inggris adalah negara yang paling terpukul dari tujuh negara dengan ekonomi maju terbesar di dunia tahun lalu, mencatat penurunan 10,0% dalam output, meskipun Spanyol - yang berada di luar tujuh teratas - mengalami penurunan 11,1%.

Baca Juga: Kalahkan prediksi, ekonomi China tumbuh 2,3% tahun lalu

Pemulihan akan memakan waktu, baik di Inggris maupun di tempat lain di Eropa.

"AS dan Jepang diproyeksikan untuk mendapatkan kembali tingkat aktivitas akhir 2019 pada paruh kedua 2021, sementara di kawasan euro dan aktivitas Inggris diperkirakan akan tetap di bawah level akhir 2019 hingga 2022," kata IMF.

Bank of England memperkirakan pada November bahwa ekonomi Inggris akan mendapatkan kembali ukuran pra-pandemi pada kuartal I-2022, sementara ekonom yang disurvei oleh Reuters rata-rata berpikir itu akan memakan waktu setidaknya dua tahun lagi.

Kepala ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan pada konferensi pers di Washington bahwa penurunan peringkat Inggris mencerminkan gelombang kedua kasus Covid-19 pada akhir 2020 dan gelombang ketiga pada awal 2021, didorong oleh varian baru virus tersebut.

Pemerintah Inggris memberlakukan lockdown pada 5 Januari yang menutup sekolah dan sebagian besar bisnis non-esensial yang terbuka untuk umum, kemungkinan membuat ekonomi kembali berkontraksi pada awal 2021.

Gangguan Brexit pada kuartal pertama 2021 juga kemungkinan akan menurunkan produksi sekitar 1%, tambah Gopinath.

"Kami merevisi proyeksi ke depan untuk tahun 2022, ketika kami akan melihat pertumbuhan kembali. Ini semacam pemulihan yang lambat yang kami miliki," katanya kepada wartawan.

Selanjutnya: Ramalan IMF, ekonomi Indonesia dan dua negara ini bakal bangkit di 2021




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×