kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kisah Sukhoi Superjet100 sampai ke Indonesia


Selasa, 27 November 2012 / 16:33 WIB
Ini kisah Sukhoi Superjet100 sampai ke Indonesia
ILUSTRASI. Hasil Liga Italia Serie A AC Milan vs Cagliari: Rossoneri bungkam Rossoblu 4-1


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sukhoi Superjet100 (SSJ 100) merupakan pesawat jarak menengah berbadan sedang yang dikembangkan Rusia sejak tahun 2000 silam. Pesawat ini merupakan pesawat penumpang komersial pertama yang dibikin Rusia sejak runtuhnya kekuasaan Uni Soviet.

Menurut kantor berita Rusia, Rianovosti, pesawat Sukhoi Superjet100 merupakan pesawat sipil pertama besutan Sukhoi. Sebelumnya, Sukhoi gemar membuat jet-jet tempur yang dijual ke negara koleganya, termasuk Indonesia.

Dalam mengembangkan pesawat sipil, Sukhoi menjalin kerja sama dengan mitra dari negara lain termasuk dengan Boeing asal Amerika Serikat (AS). Berbekal kerja sama itulah, Sukhoi sukses merilis Sukhoi Superjet100.

Selain dengan Boeing, pabrik pesawat Sukhoi juga bekerja sama dengan perusahaan asing lainnya termasuk, Italia Finnmeccanica selaku investor utama.

Investor asal Prancis ini dikenal dalam pembuatan Superjet, terutama teknologi pembuatan mesin jet. Selain itu, Sukhoi juga bekerja sama dengan Liebherr, perusahaan asal Jerman yang menguasai teknologi kemudi dan sistem pendukung pesawat.

Baru 9 bulan dapat sertifikat terbang di Eropa

Walaupun sudah dikembangkan sejak tahun 2000, namun Sukhoi terbilang lama untuk merealisasikan produknya ke publik. Program pembuatan Sukhoi Superjet100 terbilang mundur dari target, karena adanya penundaan sertifikasi terbang.

Pesawat yang dibikin tangan-tangan terampil Rusia ini baru bisa melakukan terbang perdana pada 2008. Sedangkan, sertifikat kelayakan operasi terbang di Rusia baru diperoleh pada tahun 2011.

Setelah mendapat sertifikat terbang di Rusia, pesawat Sukhoi Superjet100 ini baru mendapatkan sertifikat terbang di Uni Eropa pada bulan Februari 2012, atau sembilan bulan yang lalu.

Namun, baru tiga bulan mengantongi sertifikat terbang dari Uni Eropa, Sukhoi Superjet100 jatuh di Gunung Salak, Bogor dan menewaskan 45 penumpang termasuk pilot dan kru pesawatnya.

Hingga kini kecelakaan itu masih misteri bagi penduduk Indonesia, termasuk bagi sanak keluarga korban tewas dalam tragedi tersebut.  Hingga kini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih bungkam soal penyebab jatuhnya pesawat yang sedang melakukan demo flight tersebut.

Namun, penyebab dari jatuhnya Sukhoi Superjet100 itu bukanlah misteri bagi Menteri Perhubungan AA Mangindaan. Sebab, draft laporan final hasil penyelidikan KNKT soal penyebab jatuhnya Sukhoi Superjet100 sudah berada di mejanya.

Namun, hingga kini, draft final dari KNKT tersebut tak jelas rimbanya. Sebab, KNKT dan juga Kementerian Perhubungan masih bungkam menjelaskan penyebab dari jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet100 kebanggaan Rusia itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×