Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Mark Mobius, investor veteran sekaligus pendiri Mobius Capital Partners, mengatakan, aset kripto bukan sarana untuk investasi.
“(Kripto) itu bukan investasi. Ini adalah agama,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Rabu (3/11), seperti dikutip Bitcoin.com.
"Orang tidak boleh melihat aset kripto sebagai sarana untuk berinvestasi. Ini adalah sarana untuk berspekulasi dan bersenang-senang. Tapi kemudian Anda harus kembali ke saham di pengujung hari," ungkap dia.
Tidak seperti Mobius, banyak investor dan pengelola dana terkenal melihat aset kripto khususnya Bitcoin sebagai investasi yang bagus.
Investor terkenal Paul Tudor Jones dan Stan Druckenmiller, misalnya, mengatakan, Bitcoin adalah lindung nilai yang bagus terhadap inflasi. Jones bahkan baru-baru ini mengakui, dia lebih memilih kripto dibanding emas.
Investor yang merekomendasikan Bitcoin sebagai investasi termasuk penulis buku populer Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, yang minggu lalu memproyeksikan, AS akan mengalami kehancuran besar, diikuti oleh depresi baru.
Baca Juga: Sempat jatuh pasca pengumuman The Fed, harga Bitcoin kembali mendaki
Selain itu, CEO Morgan Stanley mengatakan bulan lalu, Bitcoin bukanlah tren dan kripto tidak akan hilang.
Mobius lebih lanjut memperingatkan tentang kenaikan inflasi. Dia mencatat, saham adalah taruhan terbaik di lingkungan saat ini.
"Saham pasti jawabannya karena devaluasi mata uang tidak akan hilang, yang berarti inflasi akan terus berlanjut pada tingkat yang tinggi ke depan. Jangan lupa, jumlah uang beredar AS telah naik lebih dari 30%," sebutnya.
“Kami percaya pasar AS akan terus berkembang dan terus berjalan dengan baik,” tegas dia yang menambahkan, masalah utama pasar Amerika Serikat adalah potensi suku bunga yang lebih tinggi.
“Tentu saja kekhawatiran besar adalah suku bunga, jika bank (sentral) memutuskan untuk menaikkan suku bunga setelah mereka melakukan pembelian obligasi, maka itu bisa menjadi kekhawatiran besar tidak hanya di AS, tetapi pasar negara berkembang pada umumnya,” kata Mobius.