kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Investor veteran ini bilang, kripto bukan sarana investasi tapi untuk senang-senang


Kamis, 04 November 2021 / 23:15 WIB
Investor veteran ini bilang, kripto bukan sarana investasi tapi untuk senang-senang


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Mark Mobius, investor veteran sekaligus pendiri Mobius Capital Partners, mengatakan, aset kripto bukan sarana untuk investasi.

“(Kripto) itu bukan investasi. Ini adalah agama,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Rabu (3/11), seperti dikutip Bitcoin.com.

"Orang tidak boleh melihat aset kripto sebagai sarana untuk berinvestasi. Ini adalah sarana untuk berspekulasi dan bersenang-senang. Tapi kemudian Anda harus kembali ke saham di pengujung hari," ungkap dia.

Tidak seperti Mobius, banyak investor dan pengelola dana terkenal melihat aset kripto khususnya Bitcoin sebagai investasi yang bagus. 

Investor terkenal Paul Tudor Jones dan Stan Druckenmiller, misalnya, mengatakan, Bitcoin adalah lindung nilai yang bagus terhadap inflasi. Jones bahkan baru-baru ini mengakui, dia lebih memilih kripto dibanding emas.

Investor yang merekomendasikan Bitcoin sebagai investasi termasuk penulis buku populer Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, yang minggu lalu memproyeksikan, AS akan mengalami kehancuran besar, diikuti oleh depresi baru. 

Baca Juga: Sempat jatuh pasca pengumuman The Fed, harga Bitcoin kembali mendaki

Selain itu, CEO Morgan Stanley mengatakan bulan lalu, Bitcoin bukanlah tren dan kripto tidak akan hilang.

Mobius lebih lanjut memperingatkan tentang kenaikan inflasi. Dia mencatat, saham adalah taruhan terbaik di lingkungan saat ini. 

"Saham pasti jawabannya karena devaluasi mata uang tidak akan hilang, yang berarti inflasi akan terus berlanjut pada tingkat yang tinggi ke depan. Jangan lupa, jumlah uang beredar AS telah naik lebih dari 30%," sebutnya.

“Kami percaya pasar AS akan terus berkembang dan terus berjalan dengan baik,” tegas dia yang menambahkan, masalah utama pasar Amerika Serikat adalah potensi suku bunga yang lebih tinggi.

“Tentu saja kekhawatiran besar adalah suku bunga, jika bank (sentral) memutuskan untuk menaikkan suku bunga setelah mereka melakukan pembelian obligasi, maka itu bisa menjadi kekhawatiran besar tidak hanya di AS, tetapi pasar negara berkembang pada umumnya,” kata Mobius.

Selanjutnya: Investor terkenal ini peringatkan depresi baru di AS, beli 3 aset berikut


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×