kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IPO Intermedia dinilai bebas politik


Rabu, 08 Januari 2014 / 18:44 WIB
IPO Intermedia dinilai bebas politik
ILUSTRASI. Promo Indomaret Susu Sehat Harga Hemat Periode 16-31 Agustus 2022


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bos PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menilai IPO anak usahanya tidak ada urusannya dengan kegiatan politik yang akan digelar tahun ini. Ia pun tidak khawatir dengan kondisi pasar saham yang beberapa waktu belakangan lesu.

"Antara pemilu (pemilihan umum) dan bisnis itu jalan sendiri-sendiri, tidak jadi satu," ujar Erick Thohir, Presiden Direktur VIVA, Rabu (8/1).

Sehingga, menurut dia, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait rencana korporasi perseroan untuk melepas anak usahanya melalui penawaran perdana saham (IPO). Adapun, anak usaha yang akan dilepas adalah PT Intermadia Capital (IMC).

IMC akan menjadi induk dari perusahaan media Grup Bakrie yang lain, yakni PT Cakrawala Andalas Televisi (CAT). CAT adalah korporasi yang mengelola stasiun televisi ANTV. Sekedar infiormasi, IMC dan CAT merupakan penjamin (garantor) atas pinjaman yang ditarik VIVA dari Credit Suisse AG, Singapore Branch.

Total nilai pinjaman mencapai US$ 230 juta. Sekitar US$ 90 juta akan digunakan untuk melunasi utang Deutsche Bank AG yang akan jatuh tempo pada 23 Februari 2014 mendatang. Adapun, nilai pokok pinjaman Deutsce itu sebesar US$ 80 juta.
 
Erick bilang, pihaknya telah menjelaskan kepada BEI terkait pinjaman tersebut. Namun, ia tidak menjelaskan secara komprehensif terkait hal itu.

"Kami sudah jelaskan rencana penggunaan dana, dampaknya terhadap pelemahan (kurs) rupiah (terhadap dollar AS) ke pihak BEI," tutur bos klub asal Italia, Internazionale Milan ini.

Sekedar mengingatkan, awalnya punggawa Group MNC, Hary Tanoesoedibjo yang akan mengambil alih ANTV. Menurut sumber KONTAN, harga yang telah disepakati US$ 600 juta.

Namun, deal ini berhenti di tengah jalan. Hary beralasan, pihaknya membutuhkan dana untuk menyelamatkan saham-saham Group MNC di tengah anjloknya pasar domestik. Erick menolak menjelaskan duduk persoalan tersebut.

"Itu mending tanya ke shareholder (Group Bakrie)," kata dia.

Berdasarkan laporan keuangan VIVA per September 2013, PT Bakrie Global Ventura menguasai 56,96% saham seri A VIVA. Sedangkan PT bakrie Capital memiliki 0,31% saham VIVA. Keluarga Thohir, melalui PT Trinugraha Thohir Media Partner mengempit 4,19% saham seri A VIVA.

Adapun, Fast Plus Limited menggenggam 6,29% saham seri B VIVA. Sisanya, 32,25% berupa saham sesri A VIVA dikuasai publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×