Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Menteri Keuangan Jepang mengatakan, Jepang bersiap menghadiri pertemuan para menteri keuangan negara anggota G20 pekan depan.
Mengutip Reuters, Jumat (15/4), Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan, Jepang tidak dalam posisi untuk menanggapi partisipasi masing-masing negara, ketika ditanya tentang rencana Rusia untuk bergabung dalam forum online yang diumumkan oleh Indonesia sebagai ketua presidensi G20.
Pejabat Jepang ingin menteri mereka pergi ke Washington minggu depan untuk pertemuan G20 pada 20 April di sela-sela pertemuan musim semi IMF/Bank Dunia. Suzuki tidak dapat menghadiri pertemuan grup sebelumnya pada bulan Februari.
"Pertemuan G20 adalah konferensi yang sangat penting untuk membahas berbagai masalah ekonomi global, termasuk kenaikan harga pangan dan energi akibat invasi Rusia ke Ukraina," kata Suzuki dalam konferensi pers.
Baca Juga: AS Gelar Latihan Militer di Laut Jepang, Libatkan Kapal Induk dan Jet Tempur Siluman
Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Amerika Serikat akan memboikot beberapa pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul. Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner telah menyerukan penolakan segala bentuk kerjasama dengan Rusia di G20.
Sementara itu, Jepang akan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam kerja sama erat dengan sekutu G7 dan Indonesia, berdasarkan pernyataan para pemimpin G7 Maret yang mengatakan platform internasional tidak boleh melanjutkan hubungan dengan Rusia secara bisnis seperti biasa, tambah Suzuki.
Kantor berita Kyodo melaporkan, Suzuki dan mitranya dari Amerika Yellen kemungkinan akan bertemu minggu depan di sela-sela pertemuan G20.
Mata uang bisa menjadi salah satu topik yang mungkin dibahas, setelah kedua belah pihak bulan lalu menegaskan komunikasi yang erat antara otoritas mata uang mereka.
Baca Juga: Korea Selatan dan Singapura Menjadi Dua Negara Asia Pertama yang Melakukan Pengetatan
Pada hari Jumat, yen jatuh 126,56 terhadap dolar, terendah sejak Mei 2002, karena greenback menguat karena komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve AS.
Yen yang lemah bisa menjadi "buruk" bagi perekonomian Jepang jika kenaikan biaya bahan baku tidak dapat diteruskan ke harga barang yang dijual, dan jika inflasi harga melebihi pertumbuhan upah, Suzuki mengatakan pada hari Jumat, mengklarifikasi pernyataannya baru-baru ini tentang mata uang Jepang.