kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Karl Persson: Lanjutkan ekspansi para leluhur (2)


Rabu, 15 April 2015 / 13:31 WIB
Karl Persson: Lanjutkan ekspansi para leluhur (2)


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Tri Adi

Fondasi bisnis Hennes & Mauritz AB (H&M) sebagai peritel pakaian kelas dunia telah ditancapkan oleh leluhur Karl Johan Persson. Persson sendiri kini menjabat Chief Executive Officer (CEO) H&M. Erlin Persson, pendiri H&M yang juga kakek Persson, mendirikan perusahaan tersebut sekitar 68 tahun silam.

Sejarah kelahiran H&M pun cukup panjang dan boleh dibilang unik. Sang kakek yang berprofesi sebagai seorang tenaga marketing di Swedia, suatu saat mendapat tugas pergi ke Amerika Serikat (AS), pasca perang dunia kedua. Di negeri Paman Sam, Erling Persson terpesona dengan konsep toko ritel di AS, yang menawarkan beragam produk dengan kualitas bagus dan harga terjangkau.

Selepas pulang dari AS, Erling pun mewujudkan apa yang dilihatnya di AS. Tepatnya pada tahun 1947, Erling mulai mendirikan toko pakaian wanita pertamanya di Vasteras, Swedia, yang diberi nama "Hennes". Di gerai tersebut, Erling menawarkan produk dengan harga terjangkau, plus tampilan yang segar dan modis.

Pada tahun 1968, Erling memutuskan membeli usaha perlengkapan memancing dan berburu bernama Mauritz Widforss (Mauritz). Erling kemudian memproduksi pakaian bagi pria dan anak-anak.

Pembelian Mauritz menjadi tonggak sejarah baru bagi bisnis leluhur Persson. Sebab pada saat yang sama, Erling mengganti nama perusahaan ritelnya menjadi Hennes & Mauritz (H&M).

Enam tahun berselang pasca mengganti nama perusahaan, atau tepatnya pada tahun 1974, Erling mencatatkan saham H&M di Stockholm Stock Exchange.

Setelah mendapat dana segar dari pencatatan saham di bursa, Erling melebarkan sayap bisnis H&M ke luar wilayah Norwegia dan Swedia (Skandinavia). Tepatnya pada tahun 1976, H&M membuka gerai di London, Inggris. Setahun berselang, gerai-gerai H&M tidak hanya menjajakan pakaian, namun juga bahan dan peralatan kosmetik. Pada tahun 1980-an, H&M kembali melebarkan sayap bisnis ke wilayah Jerman dan Belanda.

Saat bisnis mulai membesar, Erling wafat di usia 85 tahun pada 28 Oktober 2002. Bisnis H&M pun diwariskan kepada kedua anaknya, yakni Stefan Persson dan Lottie Tham. Stefan Persson merupakan ayak Persson.

Sekadar catatan, hingga saat ini H&M yang bermarkas di Stockholm, Swedia, telah memiliki cabang di 57 negara. Jumlah gerainya pun tidak kurang dari 3.500 unit yang mempekerjakan sebanyak 132.000 orang dari seluruh penjuru dunia.

Tim desain model pakaian H&M berada di Swedia. Persson kini menggawangi perusahaan yang berumur lebih dari setengah abad tersebut, setidaknya harus mengontrol aktivitas produksi di 800 pabrik di Eropa dan Asia.

H&M membuka toko pertamanya untuk kawasan Asia di Dubai, Uni Emirat Arab pada tahun 2006. Dua tahun kemudian, gerai baru berdiri di Bahrain, Yordania, Lebanon, Oman, Qatar, dan Arab Saudi.  Setelah Timur Tengah, Persson mengarahkan radar H&M ke Asia. Kuku bisnis H&M di Asia pertama kali menancap di Shanghai pada tahun 2007.

Namun baru pada sekitar tahun 2013, H&M mendapat persetujuan membuka toko di India. Mereka berencana untuk berinvestasi senilai US$ 115,50 juta atau setara  £ 70,2 juta untuk membuka sedikitnya 50 gerai.

Indonesia juga menjadi target pangsa pasar dan ekspansi H&M. Toko pertama H&M diresmikan pada 5 Oktober 2013. Sebelumnya H&M meresmikan gerai perdananya di Eropa pada 22 September. Sementara di Singapura, H&M membuka toko pertamanya pada 3 September 2011.                 

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×