Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Negara-negara pengimpor makanan mulai dari Korea Selatan (Korsel) hingga Arab Saudi diramalkan bakal segera membeli atau menyewa lahan pertanian di luar negeri sebagai stok cadangan bahan pangannya. Sebab, saat ini muncul kekhawatiran, kalau harga bahan pangan akan kembali melonjak.
Menurut Menteri Keuangan Arab Saudi Ibrahim Abdel Aziz al Assaf, seperti yang dikutip Saudi Press Agency pada 15 April lalu, pemerintahannya akan menggelontorkan dana senilai 3 miliar riyal atau US$ 800 juta kepada perusahaan untuk diinvestasikan untuk proyek-proyek agrikultur di luar negeri untuk mengamankan cadangan makanan.
Sementara Korsel, yang merupakan negara importir makanan di Asia, sebelumnya pernah mengungkapkan akan menanam biji-bijian di luar negeri. Pada tahun lalu, pimpinan Korsel bilang, negaranya kemungkinan besar akan menandatangani penyewaan lahan pertanian di Rusia selama 50 tahun.
“Kita akan melihat lebih banyak lagi mengenai hal ini, khususnya dari negara-negara yang sangat bergantung pada tingkat impor,” jelas Brady Sidwell, Head of Advisory Rabobank Groep NV.
Seperti yang diketahui, pada 2008 lalu, harga gandum, jagung, beras, minyak sawit dan minyak kedelai melonjak ke rekor tertingginya. Nah, pada minggu ini, harga beras di Chicago menyentuh level tertinggi seperti halnya tahun lalu. Tentu saja hal ini memicu kekhawatiran importir dan para investor bahwa suplai yang ada tidak mampu memenuhi permintaan. Berkaitan dengan hal itu, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengimbau untuk melakukan aksi global dalam memecahkan masalah krisis pangan seiring dengan tingginya angka inflasi dan banyaknya kasus kelaparan.
“Krisis pangan saat ini sudah di depan mata. Kondisi ini diperparah dengan adanya krisis finansial,” jelas Sidwell.
Catatan saja, pada hari ini, kontrak harga beras berjangka di Chicago Board of Trade berada pada posisi US$ 12,825 per 100 pounds. Angka tersebut hanya 49% lebih rendah dibanding harga rekor tertinggi pada 24 April 2008 yang mencapai US$ 25,07 per 100 pounds. Dalam setahun belakangan, harga beras memang mengalami penurunan seiring dengan tingginya tingkat produksi.
Sementara itu, Managing Director Chye Choon Foods Pte Jimmy Soh mengatakan, saat ini, harga dan saham sudah kembali ke level sebelum masa krisis. “Namun banyak yang bilang, jika Anda berpikir hal kemarin tidak akan terjadi, lebih baik pikirkan lagi,” ujarnya. Tahun lalu merupakan tahun yang penuh ketegangan di mana banyak konsumen yang ramai-ramai memenuhi stok cadangannya, sementara suplainya tidak mencukupi.