Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Lenovo Group, produsen PC terbesar di dunia membukukan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. Lenovo mengatakan pihaknya terus mendapatkan keuntungan dari kerja jarak jauh "normal baru" setelah COVID-19.
Raksasa elektronik asal Cina itu mengatakan mereka membuat rekor baru untuk pendapatan grup, pendapatan sebelum pajak, dan pendapatan bersih, dan ketiga grup bisnis utama tersebut menghasilkan pertumbuhan tahun ke tahun untuk pertama kalinya dalam enam kuartal.
"Kuartal terakhir adalah apa yang saya sebut kuartal yang sempurna untuk Lenovo," kata chairman dan CEO of Lenovo Group Yang Yuanqing kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
“Saya berharap kuartal ini bisa lebih baik lagi,” dia berkata.
Lenovo melaporkan lonjakan 53% laba bersih untuk kuartal yang berakhir September menjadi US$ 310 juta, mengalahkan perkiraan analis rata-rata US$ 224 juta, menurut data Refinitiv. Pendapatan meningkat 7% menjadi US$ 14,5 miliar.
Baca Juga: Pilihan laptop SSD termurah dari berbagai merek, berikut harga dan spesifikasinya
Dengan pandemi yang memaksa perusahaan di seluruh dunia untuk mencari opsi bekerja dari rumah dan orang lebih memilih untuk tinggal di dalam ruangan, perusahaan mengharapkan keuntungan dari peningkatan penjualan PC dan tablet. “PC game kami dan PC tipis dan ringan kami benar-benar meningkatkan margin lebih cepat daripada produk lain,” kata Yang.
Menurut firma riset Gartner, pengiriman komputer pribadi di seluruh dunia naik 3,6% pada kuartal Juli-September, karena kebutuhan hiburan rumah dan pembelajaran jarak jauh, bersama dengan pertumbuhan terkuat yang terlihat di pasar PC AS dalam 10 tahun.
Yang memperkirakan peningkatan 5% hingga 10% di seluruh industri dari total pasar yang dapat dialamatkan untuk PC tahun depan.
Lenovo memperkuat kepemimpinannya di PC dengan 25,7% pasar, mengungguli HP Inc dan Dell Technologies yang masing-masing memiliki 21,6% dan 15,2%. Yang mengatakan kekurangan pasokan komponen, terutama untuk tampilan dan sirkuit terintegrasi, membuat perusahaan tidak dapat memenuhi 100% permintaan pelanggan.
"Masalahnya bukanlah permintaan, itu adalah penawaran. Kalau pasokannya cukup, produknya bisa lebih banyak dijual, ”ujarnya.
