Reporter: Dyah Megasari, BBC |
MELBOURNE. Turunnya harga komoditas dunia menggoyang keuntungan perusahaan tambang terbesar di Australia yaitu BHP Billiton. Perusahaan Anglo-Australia ini melaporkan keuntungan tahunan lebih rendah 5,5% menjadi US$ 9,9 miliar.
Perusahaan juga melihat, prospek bisnis tahun ini cenderung stagnan akibat krisis utang Eropa dan melambatnya permintaan dari Eropa. Harga-harga komoditas patokan seperti bijih besi, tembaga dan batubara secara bertahap menurun selama beberapa bulan terakhir.
Sebagai pembanding, dalam periode yang sama 2010, BHP berhasil mencatat keuntungan sebesar US$ 10,5 miliar dan merupakan rekor dalam sejarah perusahaan Australia.
Atas laporan keuangan ini, saham BHP Billiton langsung minus 1,1% pada awal perdagangan di Sydney. Tapi, dihitung sejak awal tahun, saham BHP berhasil lompat 11%.
Meskipun mencatatkan penurunan keuntungan dalam periode terakhir, pendapatan BHP meningkat 9,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$ 37,5 miliar.
Sebagai perusahaan tambang terkuat, BHP tetap berkomitmen menghabiskan dana US$ 80 miliar untuk ekspansi hingga 2015. Perluasan bisnis akan dilakukan di sektor minyak dan gas.