Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
SEOUL. Industri elektronik Korea Selatan terus menanjak. LG Electronics Inc berhasil melampaui perkiraan analis, setelah perusahaan ini berhasil menggandakan laba kuartal IV-2013 dari posisi setahun sebelumnya.
Menjual televisi premium yang harganya mencapai US$ 7.000 per unit menjadi strategi LG menyelamatkan margin dan laba. Permintaan TV baru berada di puncak ketika libur Thanksgiving dan Black Friday di Amerika Serikat (AS) menjelang akhir tahun.
Total selama Oktober-Desember, produsen TV kedua terbesar dunia ini membukukan laba operasional KRW 238 miliar (US$ 220 juta). Laba tersebut lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun 2012 yang sebesar KRW 117 miliar.
Namun saham LG merosot di bursa Seoul. Sahamnya ditutup merosot 1,29% ke posisi KRW 68.900 per Senin (27/1).
Penjualan TV LG mencapai KRW 174 juta di kuartal terakhir tahun lalu, lebih tinggi dari setahun sebelumnya yang sebesar KRW 80 juta. Namun, pasar memperkirakan, kesuksesan ini tak akan berulang seiring proyeksi permintaan TV stagnan di tahun ini.
Bisnis ponsel pintar LG juga diyakini masih membebani margin perusahaan. Lihat saja, meski LG berhasil mencapai rekor penjualan smartphone 13,2 juta atau naik 54% year on year, divisi mobile malah merugi KRW 43 miliar. Padahal, setahun sebelumnya, divisi ini masih untung KRW 56 miliar.
LG bulan depan akan merilis smartphone berlayar lebar G Pro. Produk ini diharapkan bisa meraih pasar lebih awal dibanding Apple yang berencana iPhone berlayar lebar juga di tahun ini.
Sedangkan penjualan perabotan masih belum memberi untung maksimal. "Penjualan positif produk mix, masih tertutup oleh investasi pemasaran untuk memperkuat brand LG dan meningkatkan daya saing kompetisi harga," tulis peryataan resmi perusahaan.
LG menargetkan penjualan sepanjang tahun 2014 mencapai KRW 62,3 triliun, tumbuh 7% dari periode akhir 2013.