Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - LONDON. Bank terbesar di Eropa, HSBC sukses mencetak kinerja apik pada kuartal III-2017. Pendorong utama pertumbuhan HSBC berasal dari kawasan Asia.
Senin lalu (30/10), manajemen HSBC mengumumkan lonjakan laba sebelum pajak sebesar 448% pada periode Juli-September 2017. Perolehan HSBC pada periode tersebut mencapai US$ 4,62 miliar, meningkat dari periode sama tahun 2016 yang sebesar US$ 843 juta.
Stuart Gulliver, Chief Executive Officer (CEO) HSBC Group menyatakan, pihaknya berusaha mempertahankan momentum pertumbuhan yang baik di kuartal III-2017. Jaringan HSBC di seluruh dunia memberikan kontribusi yang positif.
"Terutama bisnis pokok kami di Asia, mampu memberikan return dan pertumbuhan kredit yang sangat tinggi," tutur Gulliver seperti dikutip CNBC. Dia menambahkan, Asia merupakan kunci pertumbuhan bagi bisnis kredit, asuransi dan wealth management HSBC. Asia menyumbang sekitar US$ 4 miliar atau 87% dari laba sebelum pajak atawa pre-tax profit HSBC kuartal III.
Martin Smith, Head of Markets Analyst East & Partners menyebutkan, HSBC lebih cerdik dibandingkan dengan bank-bank besar asal Eropa lainnya. Sebab, di kala wacana British Exit (Brexit) masih menjadi perbincangan, HSBC sudah mulai menggeber kontribusi pendapatan dari kawasan Asia. Kala itu, separuh pendapatan HSBC sudah bersumber dari Asia.
Laporan kinerja HSBC ini menunjukkan bank tersebut mampu bangkit dari krisis keuangan global. Selain mengalihkan fokusnya ke Asia, HSBC juga mengurangi beberapa kegiatan operasional di lokasi yang kurang menguntungkan seperti Brasil.
Bank besar positif
Sejumlah bank besar global lainnya juga memperlihatkan kinerja yang positif, meski tak sebesar HSBC. Sebut saja misalnya Citigroup, bank terbesar ke-8 di dunia versi Forbes.
Pada kuartal III-2017, pendapatan bank asal Amerika Serikat (AS) ini mencapai US$ 18,17 miliar. Seperti diberitakan CNBC, pada 12 Oktober lalu, prediksi analis terhadap pendapatan Citigroup hanya sebanyak US$ 17,90 miliar di periode tersebut.
Adapun laba per saham alias earning per share (EPS) Citigroup mencapai US$ 1,42 per saham, lebih tinggi dari prediksi analis, US$ 1,32 per saham.
Stephen Biggar, analis Argus Research menyatakan, pertumbuhan pendapatan Citigroup mini, karena terbebani biaya dana (cost of fund). "Beban usaha turun 2%, di saat biaya kredit meningkat 15%," tutur Biggar.
Di pihak lain, bank besar asal AS lainnya, JPMorgan mencetak kenaikan keuntungan 7,1% menjadi US$ 6,73 miliar atau setara US$ 1,76 per saham. Jumlah ini mengalahkan prediksi analis sebesar US$ 1,65 per saham. Kunci pertumbuhan JPMorgan bersumber dari kartu kredit, kredit otomotif, dan commercial banking.