kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba Nokia Kuartal Dua Anjlok


Jumat, 23 Juli 2010 / 10:55 WIB
Laba Nokia Kuartal Dua Anjlok


Reporter: Agung Ardyatmo, Independent | Editor: Uji Agung Santosa

HELSINKI. Bagi produsen ponsel asal Finlandia, Nokia, tahun ini bisa jadi menjadi tahun tersulit bagi mereka. Pasar mereka semakin tergerus oleh desakan BlackBerry dan iPhone. Tak heran, dalam laporan keuangan kuartal keduanya tahun ini, keuntungan Nokia terpangkas 31%.

Laba operasional Nokia di kuartal kedua tercatat sebesar 660 juta Euro, turun dari laba operasional tahun lalu yang sebesar 775 juta Euro. Tak hanya itu, jika dibandingkan hasil kuartal pertama 2010, laba mereka juga terpangkas 40%.

Hasil yang tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, bulan lalu pangsa mereka di pasar global sudah tergerus 11%.

"Tahun ini benar-benar tahun yang sulit bagi Nokia. Jelas terlihat, saat ini mereka tengah bermasalah dengan strategi perusahaan dan bisnis mereka," kata analis CCS Insigh Geoff Blaber.

Kinerja keuangan Nokia yang anjlok ini makin menguatkan dugaan kalau Nokia saat ini tengah mencari CEO baru, menggantikan Olli-Pekka Kallasvuo. Pasalnya, Kallasvuo dianggap tidak mampu membawa Nokia bersaing dengan produsen smartphone lain, seperti Research In Motion (RIM) dengan BlackBerry-nya, dan Apple dengan iPhone.

"Beberapa minggu terakhir ini banyak spekulasi menyangkut posisi saya sebagai CEO. Hal ini jelas tidak baik bagi Nokia, dan harus segera dihentikan," tegas Kallasvuo.

Rumor mengenai pergantian Kallasvuo sudah ada sejak berbulan-bulan yang lalu. "Namun jika Nokia memutuskan Kallasvuo tetap, yang lainnya bisa apa. Investor ingin perubahan bukan sekadar reshuffle," tandas analis Gartner Carolina Milanesi.



TERBARU

[X]
×