kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   6.000   0,40%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Laba SingTel hanya tumbuh 0,3% di kuartal III


Jumat, 15 November 2013 / 10:30 WIB
Laba SingTel hanya tumbuh 0,3% di kuartal III
Thor: Love and Thunder, pertarungan Thor Odinson dengan villain Gorr The God Butcher di trailer baru Marvel Entertainment.


Sumber: Bloomber | Editor: Dessy Rosalina

SINGAPURA. Penguatan nilai tukar mata uang sebuah negara, ternyata tak selalu membikin untung tersebut. Terbukti, kenaikan nilai tukar dollar Singapura terhadap mata uang lokal lain, mengakibatkan pertumbuhan laba Singapore Telecommunications Ltd (SingTel) kurang maksimal.

Hingga akhir September 2013, perusahaan halo-halo terbesar di Asia Tenggara ini mencetak laba bersih sebesar S$ 870 juta. Jumlah ini hanya meningkat 0,3% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar S$ 868 juta.Penjualan pada kuartal II 2013 yang berakhir September lalu turun 8,9% menjadi S$ 14,16 miliar.

Sementara, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) hingga September 2013 mencapai S$ 1,3 miliar, naik 3% ketimbang periode sama tahun lalu. SingTel tengah meningkatkan anggaran belanja untuk mengakuisisi dan menambah bisnis digital. Salah satunya, mobile advertising untuk mengatasi ketergantungan pada pasar terbesarnya, yakni Singapura dan Australia, yang tumbuh melambat.

Pendapatan SingTel dari bisnis mobile di Singapura tercatat naik 7,3 % menjadi S$ 516 juta. Kenaikan pendapatan didorong kenaikan jumlah pelanggan 6,5%. Sementara, pendapatan dari bisnis di Australia melalui anak usaha Optus juga tumbuh tipis. Perusahaan telepon terbesar kedua di Australia itu mencatat kenaikan pendapatan 3,2% menjadi S$ 748 juta.

Di sisi lain, SingTel mempercepat laju pertumbuhan di Asia. Salah satunya, meningkatkan kepemilikan saham di Bharti Airtel, operator nirkabel terbesar di India. Namun, kontribusi laba unit bisnis di Asia turun 12% menjadi S$ 354 juta. Penyebabnya, nilai tukar rupiah dan rupee terhadap dollar Singapura anjlok.

Alhasil, perolehan laba SingTel ikut terpengaruh. Maklum, "Sekitar 16% pendapatan SingTel dalam mata uang asing," kata CEO SingTel Chua Sock Koong kepada Bloomberg. Menurut Chua, SingTel akan teruf fokus menggarap pasar negara berkembang yang baru mulai mengakses internet melalui ponsel.

Memanfaatkan pengalaman di Singapura dan Australia, SingTel berencana meningkatkan kerjasama dengan mitra regional untuk mengembangkan layanan digital. "Di pasar berkembang, jutaan pelanggan merasakan pengalaman internet melalui ponsel untuk pertama kalinya," kata Chua, kemarin. 



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×