Sumber: Bloomberg | Editor: Dessy Rosalina
AMSTERDAM. Perlambatan ekonomi Asia menyusutkan kinerja Unilever. Raksasa consumer good asal Belanda ini membukukan penjualan € 21,1 miliar, menyusut 5,5% sepanjang kuartal II tahun ini. Selain perlambatan Asia, pemicu lain adalah gejolak nilai tukar Afrika Selatan, Indonesia dan Argentina yang membuat Unilever rugi kurs.
“Kondisi pasar masih penuh tantangan. Emerging market seperti Asia masih melambat, sementara pasar negara maju masih belum pulih," ujar Paul Polman, CEO Unilever seperti dikutip Bloomberg, Kamis (24/7).
Selama kuartal II, volume penjualan hanya tumbuh tipis 1,9%. Angka ini lebih rendah dari estimasi analis sebesar 2,5%. Kontributor pertumbuhan adalah pasar negara berkembang yang tumbuh 6,6%. Namun, pertumbuhan ini lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II tahun 2013 yang sebesar 10%. Sedangkan, penjualan di pasar negara maju hanya mampu tumbuh 0,3%. Dus, saham Unilever turun 1,9% di bursa Amsterdam.